EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah terus mengembangkan akses pemasaran langsung dari petani ke konsumen. Direktorat Jenderal Hortikultura menyelenggarakan gelar pasar tani yang dilaksanakan secara rutin sebulan sekali bertempat di beberapa lokasi seperti kantor pusat Kementerian Pertanian, halaman parkir Direktorat Jenderal Hortikultura, pusat perbelanjaan dan lokasi car free day (CFD) Sarinah serta di kantor kementerian/ lembaga lainnya seperti BPOM. Gelar pasar tani menyediakan produk berkualitas dengan harga terjangkau terdiri dari sayur, buah segar berikut produk olahan.
Gelar pasar tani di samping sebagai ajang pemasaran sekaligus upaya mengatasi fluktuasi harga yang terjadi di tingkat petani. Berkenaan dengan turunnya harga cabai dan kentang, Direktorat Jenderal Hortikultura membuka beberapa titik di Jakarta. Langkah ini diambil dalam rangka membantu penyerapan cabai dan kentang yang produksinya melimpah.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Yasid Taufik mengatakan, pemerintah mencari solusi untuk membantu petani. Di antaranya membuka akses pasar lebih luas supaya memperoleh keuntungan yang diharapkan.
"Pemerintah tidak pernah tinggal diam. Kami selalu mengawal dan berperan aktif mengajak serta memfasilitasi petani dan pelaku usaha olahan untuk melakukan promosi, penjualan dan berdaya saing,” kata Yasid.
Menurut Yasid, dengan menggelar pasar tani di banyak tempat maka keberadaan pasar tani semakin diakui, "Pasar tani sebagai salah satu pemutus mata rantai penjualan, menjual produk segar dan olahan buah maupun sayuran berkualitas dengan harga kompotetif dan bersaing skala pasar retail maupun modern,” ujarnya.
Pasar tani yang digelar di halaman parkir Ditjen Hortikultura mendatangkan produk dari kelompok tani Sidodadi Desa Campursari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung dengan produk olahan bon cabai. Sementara itu kelompok wanita tani (KWT) Izayo Desa Dieng Kulon Kacamatan Batur Kabupaten Banjarnegara membawa produk olahan keripik kentang.
KWT Izayo , Jumyati telah merasakan manfaat keuntungan dari pasar tani ini, "Meskipun baru pertama kali kami ikut berjualan langsung di pasar tani ini, keuntungan yang kami peroleh sangat menggembirakan,” tuturnya.
Ketua pasar tani Wihartati menyampaikan besaran omzet penjualan yang sangat fantastis. "Hasil capaian penjualan selama pelaksanaan promosi seperti di BPOM 8 Februari 2019 yang hanya satu hari mencapai Rp 50 juta. Di CFD Sarinah pada 10 Februari 2019 dengan dua stand selama 4 jam mencapai sekitar Rp 13 juta," kata dia.
Selain itu masyarakat merasa senang dapat membeli produk hortikultura berkualitas dengan harga terjangkau. Di sisi lain bagi anggota, produknya makin dikenal di masyarakat luas, "Diharapkan ada pendampingan dari Ditjen Hortikultura agar pasar tani bisa booming seperti tahun - tahun sebelumya," lanjut Wihartati.
Ke depan, pasar tani diharapkan dapat menjadi event nasional yang dapat diagendakan sebagai sarana promosi dan penjualan berskala nasional. Event ini diharapkan sekaligus sebagai tempat berkumpulnya pasar tani yang ada di daerah. Targetnya pasar tani bisa mewadahi dan menjual produk petani/pelaku usaha dari berbagai provinsi seluruh Indonesia.