EKBIS.CO, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai tarif Tol Trans Jawa yang berlaku saat ini sudah sesuai dengan nilai investasi. Karenanya, ia menyarankan pengguna kendaraan melalui jalur jalan biasa jika tarif Tol Trans Jawa dinilai terlalu mahal.
Terlebih, menurut JK, Tol Trans Jawa memang dibuat untuk jarak jauh. "Karena investasinya memang mahal. Tapi itu kalau jarak jauh, ini jarak pendeklah. Kalau tidak mau merasa mahal, jalan biasa saja," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (12/2).
Ia membebaskan penggunaan jalur biasa atau jalur tol kepada pengguna kendaraan. Hal itu karena pemilihan jalur memiliki perhitungan masing-masing.
"Tergantung mau pilih yang mana. Mau pilih murah atau mau pilih cepat? Semua ada harganya. Kalau mau pilih cepat ya kan mungkin delapan jam bisa sampai Surabaya, tapi kalau mau pakai jalan biasa mungkin butuh 12 jam," kata JK.
Ia pun menilai, besaran tarif tol Trans Jawa tersebut tidak kemudian merugikan perusahaan logistik. Sebab, tarif tol sebanding dengan jarak tempuh dan fasilitas tol.
"Saya pikir tidak merasa dirugikan, karena seluruh sistem jalan tol itu ada alternatifnya. Kalau anda tidak (ingin) merasa mahal, ya lewat jalan biasa. Pantura kan tidak ditutup kan, tetap jalan, tetapi kalau merasa mahal ya kembali ke jalan biasa," kata JK.
Sebelumnya, sejumlah ruas Tol Trans Jawa mulai 21 Januari 2019 diberlakukan tarif. Setelah sejumlah ruas tol tersebut sempat gratis sejak diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada akhir tahun lalu.
Sebagai gantinya, pemberlakuan tarif ruas Jalan Tol Trans Jawa dibarengi dengan pemberian diskon tarif sebesar 15 persen selama dua bulan sejak diberlakukan. Diskon tarif tol diberikan kepada pengguna jalan tol jarak terjauh dalam satu Cluster di Cluster II, Cluster III, dan Cluster IV (barrier to barrier).