EKBIS.CO, JAKARTA -- Arah pengelolaan pertanian Indonesia saat ini sudah seharusnya menyesuaikan perkembangan zaman yang trendnya adalah digitalisasi.
Mengenai hal itu, Wakil Rektor IPB Drajat Martianto mengatakan, pemanfaatan kemajuan revolusi industri 4.0 di sektor pertanian bakal ikut menunjang produksi pangan serta kelancaran distribusinya. Drajat berpendapat, Kementerian Pertanian adalah pemilik otoritas menerapkan perubahan sistem pertanian konvensional ke digitalisasi 4.0.
"Dan Kementerian Pertanian punya keseriusan sepertinya ke arah pengelolaan pangan berbasis revolusi industri 4.0," ujar Drajat, Senin (18/2). Drajat menuturkan, peran mengoptimalkan pertanian berbasis teknologi digital perlu didukung seluruh pihak dengan optimis.
"Sebab dampaknya jelas untuk peningkatan produksi pertanian. Lembaga pemerintah lainnya, kelompok masyarakat, kampus, harus ikut andil mendorong pemanfaatan revolusi industri 4.0 untuk pertanian," ucap Drajat.
Drajat menampik bahwa pemanfaatan revolusi industri 4.0 di sektor pertanian akan berdampak negatif kepada petani. Sebaliknya, kata Drajat, justru dapat menjadi solusi antara tingkat produksi dengan kesejahteraan petani.
"Begitu juga konsumen akan mendapatkan kepastian hasil pangan yang bagus. Basis pertanian juga dapat dipetakan. Efektivitas produksi pertanian nanti dapat didorong cepat," ujar Drajat.
Sementara itu, pakar teknologi Prof Marsudi Wahyu Kisworo mengapresiasi tekad Kementerian Pertanian yang ingin mencetak generasi petani milenial. Dengan begitu, sebenarnya revolusi industri 4.0 di sektor pertanian tak mempengaruhi berkurangnya SDM petani.
Sebab, ucap Marsudi, generasi milenial identik dengan eranya digitalisasi. Sama halnya, Marsudi juga beranggapan bahwa pemanfaatan revolusi industri 4.0 untuk pertanian membawa dampak positif dan kemudahan terhadap tata kelola pertanian.