Selasa 19 Feb 2019 16:51 WIB

Mendag: Data Jokowi Soal Impor Jagung Valid

Jokowi dinilai hanya menyebutkan data impor jagung untuk kebutuhan pakan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nur Aini
Pekerja melakukan proses perontokan bulir jagung di perusahaan benih PT Bisi International Tbk di Kediri, Jawa Timur, Kamis (18/10/2018). Pemerintah mengalokasikan bantuan benih jagung hibrida seluas 2,8 juta hektar yang tersebar di 33 provinsi guna memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri tanpa impor.
Foto: Prasetia Fauzani/Antara
Pekerja melakukan proses perontokan bulir jagung di perusahaan benih PT Bisi International Tbk di Kediri, Jawa Timur, Kamis (18/10/2018). Pemerintah mengalokasikan bantuan benih jagung hibrida seluas 2,8 juta hektar yang tersebar di 33 provinsi guna memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri tanpa impor.

EKBIS.CO, JAKARTA – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan tak ada yang salah dengan data impor jagung yang sempat dilontarkan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, dalam debat capres, Ahad (17/2) kemarin. Menurutnya, Jokowi tetap memberikan data valid meski dalan konteks yang berbeda.

“Sudah benar itu (datanya), tapi yang dipersoalkan kemarin mengenai (impor jagung) pakan,” kata Enggartiasto kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (19/2). 

Baca Juga

Ia menjelaskan, impor jagung terdiri atas dua jenis kebutuhan, yakni jagung kebutuhan industri dan jagung kebutuhan pakan. Dalam debat lalu, kata dia, Jokowi hanya menyebutkan data impor atau kebutuhan jagung pakan.

Menurutnya, data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) soal impor jagung sebesar 737.200 ton sepanjang 2018 benar adanya, sementara angka 180 ribu ton yang dilontarkan Jokowi dalam debat lalu juga bagian dari angka impor yang dirilis BPS.

“Kedua data benar, tidak ada perbedaan,” katanya.

Sebelumnya diketahui, dalam debat capres yang berlangsung dua hari lalu, Jokowi menyebut bahwa impor jagung telah turun dari 3,5 juta ton pada 2014 menjadi 180 ribu ton di tahun lalu. Kendati demkian, berdasarkan data BPS, impor jagung justru tercatat sebesar 737.220 ton.

Berdasarkan hal tersebut, sejumlah pihak menuduh Jokowi memanipulasi data dan berbohong saat debat. Jokowi bahkan dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) karena dianggap menyebarkan kabar bohong dalam menyebut data yang dijadikan landasan debat melawan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement