EKBIS.CO, PEKANBARU -- PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V mencatat kinerja positif sepanjang 2018. Perseroan mencatat pendapatan kotor sebesar Rp 1,04 triliun yang ditopang dari sektor perkebunan sawit dan sebagian di antaranya perkebunan karet.
Humas PTPN V Riski Atriansyah menjelaskan dari total laba kotor tersebut, perusahaan pelat merah itu berhasil mencatat laba bersih setelah pajak sebesar Rp 240 miliar. "Laba setelah pajak Rp 240,21 miliar dari target tahun 2018 sebesar Rp 201,7 miliar. Alhamdulillah 19,09 persen dari target," kata Riski, Rabu (20/2).
Riski mengatakan pendapatan yang berhasil dibukukan PTPN V tersebut masih bersifat unaudited. Proses audit sendiri saat ini tengah berlangsung oleh Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk Holding PTPN III.
"Biasanya catatan pendapatan tidak jauh berbeda dengan audit. Namun untuk resminya nanti akan diumumkan sesuai laporan keuangan audited pada Maret atau April mendatang," jelasnya.
Dengan catatan positif itu, PTPN V pada 2019 ini selanjutnya menargetkan pendapatan kotor sebesar Rp 1,5 triliun atau 44,11 persen lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Target itu tertuang dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2019.
Selain menetapkan target laba kotor lebih tinggi, perusahaan juga menetapkan target laba bersih pada 2019 ini sebesar Rp 325 miliar. Nilai ini 35 persen lebih tinggi dari realisasi tahun lalu.
Untuk mencapai target perusahaan tersebut, perusahaan telah memutuskan sejumlah langkah strategis. Upaya itu di antaranya adalah meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran secara tepat, serta mengurangi tingkat kehilangan tandan buah segar (TBS) sawit dengan menggandeng pihak ketiga.
Selain itu, PTPN V sejak 2018 lalu juga telah menerapkan investasi baik dalam pemeliharaan dan persiapan sarana dan prasarana sebaik mungkin pada semester I. Sehingga, saat puncak produksi pada semester II tidak terjadi gangguan untuk kegiatan panen angkut olah, seperti akses jalan, utilitas pabrik, hingga kendaraan angkut dan lain sebagainya.
"Kita punya keyakinan dengan kondisi tanaman, didukung pemeliharaan serta persiapan yang maksimal, serta kemitraan yang baik dengan petani plasma dan masyarakat, kita dapat mencapai target RKAP 2019 ini," ujarnya optimis.
Lebih jauh, Riski menuturkan peningkatan laba perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan sawit dan karet tersebut berbanding lurus dengan peningkatan nilai aset perusahaan yang tercatat mencapai Rp 9,042 triliun. Keberadaan aset baik bergerak maupun yang tidak bergerak perusahaan yang tercatat pada akhir Desember 2017 sebesar Rp 8,1 triliun.