EKBIS.CO, SOLOK -- Pemerintah Kota Solok, Sumatera Barat, menargetkan produksi padi sebanyak 17.000 ton pada 2019. Target produksi ini naik 478,5 ton dari 2018 yang hanya 16.521,5 ton.
"Untuk mencapai target produksi itu, tahun ini kami akan memaksimalkan teknologi pertanian Jarwo atau Jajar Legowo," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Solok, Ikhvan Marosa di Solok, Sumatera Barat, Jumat (22/2).
Ia menjelaskan teknik tanam Jajar Legowo adalah cara tanam padi di mana padi ditanam dalam beberapa barisan dengan diselingi satu barisan kosong. Baris tanaman dan baris kosongnya disebut satu baris legowo. Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo maka disebut legowo 2:1 dan empat baris per unit disebut 4:1.
Penanaman dengan sistem ini mempermudah perawatan dan menambah populasi padi sekitar 20 hingga 30 persen, mengurangi kemungkinan terserang hama dan penyakit. Sistem ini juga menghemat pupuk dan lainnya.
Sebelumnya, produksi padi pada 2017 mencapai 17.382,6 ton dengan luas tanam 2.615 hektare dan luas panen 2.606 hektare. "Produksi pada 2018 sedikit turun karena sempat terjadi banjir di Kelurahan Tanjung Paki dan Laing sehingga luas panen pada 2018 turun jadi 2.477 hektare," sebutnya.
Sedangkan, cetak sawah baru di Kota Solok tidak mungkin dilakukan karena terbatasnya lahan sehingga diperlukan penerapan teknologi dan perubahan perilaku petani untuk memaksimalkan produksi. "Maka dengan mengandalkan teknologi Jarwo diharapkan produksi padi bisa meningkat," katanya.
Selain penerapan teknologi tanam, pihaknya juga mengembangkan penanaman padi yang diintegrasikan dengan kolam ikan pada sawah yang disebut Mina Padi. Pada 2018 luas mina padi sudah mencapai 0,92 hektare di Kelurahan Tanjung Paku, Kampai Tabu Karambia (KTK), dan IX Korong. Dengan produksi ikan nila mencapai 26,2 ton.
Dinas Pertanian juga memperoleh bantuan APBN melalui Balai Perikanan dan Budi daya Air Tawar Jambi untuk memgembangkan Mina Padi di Sawah Solok seluas 16 hektare.