EKBIS.CO, PADANG -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan penemuan giant discovery lapangan baru mampu memangkas defisit migas yang terjadi pada 2025. Setiap lapangan baru akan dimaksimalkan produksinya melalui kerja sama dengan operator.
"Tentu penemuan itu mampu memangkas dengan penemuan baru akhir-akhir ini, namun mampu memangkas berapa persen ini masih kita hitung dan optimalkan kemampuan operasionalnya," kata Arcandra Tahar usai meresmikan Lampu Tenaga Surya di Universitas Andalas, Padang, Jumat (22/2).
Sebelumnya, Arcandra menyampaikan apresiasinya kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Repsol atas penemuan giant discovery di Wilayah Kerja Sakakemang, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan. Hal ini ditandai dengan pelaksanaan pengeboran Sumur Kaliberau Dalam 2X (KBD2X) yang menemukan potensi cadangan mencapai 2 triliun kaki kubik (Tcf) gas.
"Ini adalah (penemuan cadangan) yang kedua terbesar setelah di (Blok) Corridor. Semoga nanti di sekitar area ini ditemukan cadangan-cadangan baru, termasuk WK baru, South Sakakemang, yang berdekatan dengan Sakakemang. Semoga Repsol bisa beruntung juga mendapatkan cadangan yang lebih dari di Sakakemang," ujar Arcandra.
Arcandra berharap penemuan ini akan membangkitkan semangat eksplorasi di Indonesia ke depan, mengingat masih banyaknya basin di Indonesia yang belum dieksplorasi lebih lanjut.
"Ternyata Alhamdulillah kita menemukan lagi yang baru. Artinya apa? Potensinya masih ada. Selama kita bersungguh-sungguh menjalankan semua program eksplorasi, dan juga atas dukungan Pemerintah untuk mempermudah bisnis proses hulu migas di Indonesia, termasuk hadirnya sistem gross split," ungkap Arcandra.
Repsol kembali berinvestasi di Indonesia dan menjadi KKKS sejak tahun 2009 dengan fokus pada aset-aset di wilayah timur Indonesia. Repsol kemudian mengambil Talisman pada 2015. Saat ini, Repsol mengelola empat wilayah kerja eksplorasi yaitu East Jabung, Sakakemang, South East Jambi, dan Andaman 3.
Sumur KBD2X mulai ditajak pada 20 Agustus 2018 dengan target fractured basement reservoir. Jenis reservoir ini memiliki potensi hidrokarbon yang menjanjikan, terutama di wilayah Sumatra Selatan.
Hal ini terbukti dengan penemuan-penemuan sebelumnya di wilayah kerja lain seperti Lapangan Suban dan Sumpal, KKKS Conoco Phillips Indonesia. Penemuan dari sumur KBD2X ini termasuk dalam lima penemuan terbesar di dunia pada tahun 2018-2019 dan menjadi penemuan terbesar di Indonesia selama dua dekade terakhir.
Pada kesempatan sebelumnya, Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan defisit migas pada tahun 2050 akan makin besar, yakni 3,82 juta BOPD minyak dan 24.398 MMSCFD gas. Berdasarkan neraca sumber energi primer minyak dan gas bumi pada 2025, akan ada defisit minyak sebesar 1,39 juta bph dan 2.837 juta standar kaki kubik per hari (MMCFD) gas.
Nanang mengatakan ada beberapa langkah untuk meningkatkan produksi dan menutup defisit pada 2025 dan 2050. Langkah tersebut di antaranya adalah insentif untuk usaha-usaha eksplorasi sebagai antisipasi jangka panjang, percepatan POD/POFD, secondary dan tertiary recovery project (EOR), dan pencarian upside potential di mature field.