EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berupaya mendorong pertumbuhan wisata halal di tiap daerah. Saat ini, baru tiga daerah yang berani menyatakan diri sebagai destinasi wisata halal atau ramah Muslim, yakni Nusa Tenggara Barat, Aceh dan Sumatera Barat. Deklarasi diri tersebut dibutuhkan untuk menunjukkan kepada dunia mengenai jati diri dan keunggulan masing-masing daerah.
Upaya tersebut juga tengah dikejar oleh Dinas Pariwisata Jawa Timur (Jatim). Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim, Sinarto mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi wisata halal dalam setiap pertemuan dengan pemerintah kabupaten/kota.
“Sampai saat ini sosialisasi wisata halal masih dalam tataran pengenalan kepada instasi yang mengurusi pariwisata di kabupaten/kota,” ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad (24/2).
Dia menjelaskan, Jatim memiliki beberapa destinasi yang berbasis religi, seperti makan para wali yang dikategorikan sebagai wisata ramah Muslim. Setidaknya ada beberapa destinasi lainnya seperti Sunan Bonang, Asmoro Qondi, Sunan Giri, Selecta, Masjid Agung Sunan Ampel, Maulana Malik Ibrahim, Air Mata Ibu Sarangan dan lain sebagainya.
“Nuansa lingkungan sekitar destinasi tersebut dipenuhi masyarakat Muslim, usaha kerajinan yang ditawarkan juga untuk keperluan masyarakat Muslim, tentu ada dukungan fasilitas Muslim,” ucapnya.
Berdasarkan data Dinas Pariwsata Jatim, kunjungan wisatawan di Jatim meningkat 6,99 persen menjadi sekitar 70 juta dari tahun sebelumnya 65 juta pada 2017. Adapun wisatawan tersebut didominasi mengunjungi wisata religi.
“Kami melakukan pembinaan secara umum tetapi belum secara spesifik untuk wst halal, lalu kami melakukan pembinaan SDM, peningkatan wawasan terkait hyginitas dan sanitasi, pengolahan produk makan minuman halal di resto dan, pembinaan untuk pedagang kaki lima sekitar,” ungkapnya.