EKBIS.CO, MENTAWAI -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan Kementeriannya mendukung penuh upaya pembangunan pembangkit listrik dari biomassa bambu di Kepulauan Mentawai. Menurut Arcandra, biomassa bambu dapat menghemat biaya energi ketimbang penggunaan pembangkit listrik tenaga diesel.
Ia menyebut selama ini defisit neraca migas terjadi di Indonesia karena tingginya impor solar. "Pulau-pulau terluar ini listriknya selama ini berasal dari solar dan diesel. Sekarang coba diganti dengan bahan bakar biomassa bambu. Mentawai udah dicoba dengan bambu. Sebentar lagi akan diresmikan. Ini bagus kita dorong karena lebih murah dari tenaga diesel," kata Arcandra usai meresmikan listrik pedesaan di Desa Bosua dan Berioulu Kepulauan Mentawai, Senin (25/2).
PLN meresmikan Jaringan Listrik Desa Bosua dan Desa Beriulou dengan panjang jaringan tegangan menengah sebanyak 19,2 kilometer sirkuit (kms), panjang jaringan tegangan rendah sebanyak 7,7 kms dan lima unit gardu distribusi. Rinciannya, tiga gardu di Desa Bosua sebesar 150 KVA dan dua gardu di Desa Beriulou sebesar 100 KVA. Peresmian ini dilakukan Arcandra secara simbolik dengan pemencetan bel bersama pimpinan PLN, Bupati Kepulauan Mentawai dan perwakilan warga.
Arcandra mensyukuri program listrik desa sudah terlaksana di Kepulauan Mentawai sebagai daerah pulau terluar Indonesia telah terlaksana dengan baik oleh PLN. Ia menyebut pembangunan ini sebagai wujud dari energi berkeadilan bagi seluruh rakyat indonesia. Pemerintah, kata Arcandra, menginginkan semua masyarakat di Indonesia bisa menikmati pembangunan di antaranya pembangunan untuk kepentingan penerangan dengan listrik kepada semua masyarakat.
"Kita harus terus memasok listrik yang bisa dinikmati oleh masyarakat. PLN juga bisa beli listrik dari pengembang dengan harga berkeadilan," ujar Arcandra.