EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (Ditjen PPR) Kementerian Keuangan mencatat, generasi milenial atau mereka yang lahir di tahun 1980 sampai 2000, mendominasi investor Sukuk Negara Tabungan (ST) seri ST-003. Tercatat, 51,74 persen dari 13.932 investor berasal dari kalangan milenial atau sebanyak 7.209 investor.
Dari total investor keseluruhan, investor baru e-SBN atau mereka belum pernah memesan SBR003, SBR004, SBR005, dan ST-002) mencapai 8.756 investor. Sebanyak 53,7 persen di antaranya diisi oleh generasi milenial.
Direktur Pembiayaan Syariah Ditjen PPR Kemenkeu Dwi Irianti menilai, kontribusi milenial terhadap pembelian sukuk negara sudah terlihat dari ST-002. Kala itu, mereka tercatata paling dominan dengan porsi mencapai 7.350 investor atau sekitar 44 persen dari total keseluruhan jumlah investor. "Di ST-003, angkanya semakin meningkat, menunjukkan hal baik," ucapnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (26/2).
Dwi melihat, banyak faktor yang menyebabkan persentase jumlah investor milenial meningkat di ST-003. Salah satunya, keterlibatan public figure yang juga berasal dari kalangan milenial, yakni youtuber Atta Halilintar. Dengan subscriber sekitar 10 juta, Atta dinilai memiliki pengaruh besar dalam mengajak anak-anak muda untuk ikut membeli sukuk negara.
Dengan keberhasilan ini, tidak menutup kemungkinan pemerintah akan melakukan hal serupa untuk menggandeng milenial dalam pembelian instrumen investasi berikutnya. Terpenting, sosok public figure tersebut mempunyai pengaruh positif di tengah generasi milenial.
Penyebab lain yang menunjang keberhasilan ST-003 menggaet milenial adalah kemudahan. Dwi menjelaskan, ST-003 dapat diberi di platform online yang memungkinkan investor memesan ST-003 di manapun dan kapanpun. "Selain itu, awareness dan pemahaman generasi muda terhadap instrumen ST turut mendukung keberhasilan ST-003," ujarnya.
Tidak hanya generasi milenial, Dwi menjelaskan, generasi Z atau mereka yang kini berada di bawah usia 19 tahun juga menjadi fokus pemerintah. Pada pembelian ST-003, setidaknya 12 investor generasi Z berkontribusi. Hal ini mengindikasikan bahwa generasi muda sudah tertarik untuk berinvestasi pada ST-003 dan menjadi investor potensial di masa depan.
Sementara itu, generasi baby boomers (kelahiran 1946 hingga 1964) menjadi investor dengan nominal pembelian tertinggi dalam pemesanan pembelian Sukuk Negara Tabungan (ST) seri ST-003. Secara keseluruhan, mereka berkontribusi atas 41,31 persen dari total pembelian yang mencapai Rp 3,12 triliun. Milenial menduduki peringkat ketiga dengan persentase 16,73 persen terhadap nominal pembelian.
Dwi menambahkan, data menarik lainnya yang ditunjukkan dalam pembelian ST-003 adalah penyebaran wilayah. Porsi investor di Wilayah Indonesia Tengah sebesar 8,23 persen, meningkat dibandingkan ST-002 sebesar 7,43 persen. Sedangkan, porsi investor di Wilayah Indonesia Timur sebesar 0,53 persen atau meningkat dibandingkan ST-002, yakni 0,42 persen. "Ini sinyal positif bahwa pemahaman mengenai sukuk semakin tersebar," tuturnya.
Jangkauan penjualan ST-003 semakin luas dengan mencakup keseluruhan provinsi oleh salah satu perusahaan financial technology (fintech), yaitu Bareksa. Mereka mampu menjangkau 34 provinsi yang disusul Bank Rakyat Indonesia dengan 33 provinsi.
Total pembelian ST-003 mengalami oversubscribe sekitar 1,56 kali dari target pemerintah, yaitu Rp 2 triliun. Dana hasil penjualan ST-003 tersebut akan dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2019, termasuk untuk membiayai proyek-proyek pemerintah.