EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Pakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Sri Widayati menyatakan panen raya jagung di sejumlah wilayah telah memicu penurunan harga pakan ternak.
Sri mengatakan masa panen raya pada Februari-Maret 2019 ini mampu menurunkan harga jagung kadar air 15-17 persen yang semula Rp 5.500 per kilogram, turun menjadi Rp 4.200 sampai Rp 4.600 per kilogram. Demikian juga di Semarang mencapai angka Rp 4.400 dari harga semula Rp 5.600 per kilogram.
"Berdasarkan laporan dari perwakilan masing-masing feedmill, telah terjadi penurunan harga pakan broiler sebesar Rp 100- Rp 300 per kilogram, sedangkan pakan layer turun antara Rp 150-Rp 300," kata Sri melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (28/2).
Ia memastikan bahwa kebutuhan jagung pada 2019 ini aman dan cukup untuk memenuhi pasokan pakan ternak dan unggas, karena sejumlah daerah yang saat ini sedang memasuki panen raya cukup besar. Daerah tersebut antara lain di Kabupaten Lamongan, Tuban, Blora dan sejumlah provinsi lain di Kalimantan dan Sumatera.
Ia mencontohkan di desa Mojorejo, Kabupaten Lamongan, luasan panen jagung pada minggu I-III bulan Februari 2019 mencapai 496 hektare dan provitas 10,3 ton/hektare. Dengan begitu, produksi jagung sebanyak 5.109 ton.
Sementara di Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, panen jagung mencapai luasan 8.434 hektare. Setidaknya dari luasan tersebut mampu diperoleh 63.260 ton. Sementara untuk Kabupaten Tuban secara keseluruhan panen pada Februari 2019 mencapai luasan 50.673 hektare dengan provitas mencapai 7,5 ton per hektare.
Untuk di Kabupaten Blora yang merupakan sentra jagung terbesar kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Grobogan, luas panen pada Januari-Maret 2019 mencapai 26.977 hektare dengan produksi jagung kurang lebih 157 ribu ton.
Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Desianto berharap adanya kontinuitas pasokan jagung, terutama pada saat musim kemarau tiba. Hal itu perlu dilakukan untuk menjamin bahwa tidak ada penurunan pasokan jagung yang berpengaruh terhadap harga pakan.
"Stabilitas harga jagung ini diharapkan akan menciptakan stabilitas harga produk komoditas peternakan, yaitu daging dan telur, sehingga daya beli konsumen terjaga, dan pada akhirnya mampu menekan angka inflasi," katanya.