EKBIS.CO, JAKARTA -- Industri air minum dalam kemasan (AMDK) diproyeksi tumbuh 10 persen pada 2019 ini. Selain memanfaatkan momentum pemilihan umum (pemilu) untuk mendongkrak pertumbuhan, industri AMDK juga perlu melakukan terobosan inovasi produk agar dapat memenuhi selera pasar domestik dan internasional.
“Industri minuman dan makanan merupakan sektor yang paling besar menyerap tenaga kerja, sekitar 26,67 persen kontribusinya,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartato dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (27/2).
Menurutnya, capaian kinerja industri minuman dan makanan di Indonesia tercatat konsisten dan terus positif. Kinerja itu mulai dari peningkatan produktivitas, investasi, ekspor, hingga penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut.
Potensi bisnis AMDK di kancah domestik dinilai cukup prospektif. Sebab, terdapat penambahan modal yang disalurkan dari beberapa produaen AMDK. Beberapa perusahaan tersebut antara lain investasi Orang Tua Group dengan merek Crystalline, PT Sariguna Primatirta Tbk dengan merek CLEO, dan PT Indra Karya (Persero).
“PT Sariguna Primatirta melanjutkan ekspansi membangun tiga pabrik baru setelah salah satu BUMN (Badan Usaha Milik Negara),” katanya.
Ketua Asosiasi Air Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) Rachmat Hidayat optimistis, permintaan AMDK akan meningkat seiring dengan momentum pemilu 2019. Menuturnya, faktor kondusitifitas agenda pemilu akan berdampak positid terhadap konsumsi minuman di tingkat domestik.
“Kami cukup optimistis industri ini akan bertumbuh di 2019,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), industri minuman dan makanan mampu tumbuh 7,91 persen atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5,17 persen pada 2018. Di sisi lain, industri tersebuy juga menyumbang capaian investasi sebesar Rp 56,60 triliun dengan nilai ekspor mencaoai 29,91 miliar dolar AS.