EKBIS.CO, WAJO -- Kementerian Pertanian (Kementan) bersama para pejabat di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) meluncurkan program optimalisasi lahan rawa lebak yang berlokasi di Kelurahan Attakae, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo.
Untuk program ini, Sulawesi Selatan sekurangnya mendapatkan anggaran prioritas APBN 2019 senilai Rp 640 miliar. Sebagai langkah awal sekaligus tahap pertama, pemerintah mencanangkan program tersebut di Kabupaten Wajo, Sidrap, Bone, Soppeng, dan Pinrang dengan jumlah anggaran sebesar Rp 180 miliar.
Bantuan yang akan diberikan meliputi alat mesin pertanian (alsintan), seperti eksavator, traktor roda dua, traktor roda empat, pompa air, combine harvester besar, power thresher, power thresher multiguna, corn sheller, dan corn combine harvester. Ada juga bantuan benih berupa padi taro, cabai, bawang merah, bawang putih, dan kelapa. Sedangkan bantuan ternak yang diberikan berupa ayam dan kambing.
“Bantuan ternak dialokasikan sebagai bagian dari program Petani Milenial dan Bekerja. Selanjutnya, Kementan juga memberikan paket bantuan KRPL (Kawasan Pangan Rumah Lestari) dan PUPM (Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat),” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kabupaten Wajo, Rabu (6/3). Menurut Amran, program yang dijalankan tersebut tak lain merupakan upaya Kementan untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Amran menjelaskan, untuk mendukung optimalisasi lahan rawa, Kabupaten Wajo akan diberi bantuan 10 unit eksavator dan puluhan unit traktor. Alsintan ini nantinya akan digunakan para petani untuk menggenjot jumlah produksi.
“Zaman dulu tidak bisa mengambil bantuan langsung di Kementerian Pertanian. Tapi, saya menghadap Bapak Presiden dan mengatakan kepada beliau bahwa ini masa depan kita. Sejak saat itu, Presiden langsung putuskan untuk berikan apa yang ada,” katanya.
Amran menegaskan, program optimalisasi lahan rawa yang disebut Serasi (Selamatkan Lahan Rawa, Sejahterakan Petani) adalah program daya gedor pemerintah dalam menambah jumlah produksi lantaeran ada potensi besar yang bisa dimanfaatkan dari sebuah lahan yang masih tidur.
“Ini memang lahan tidur, totalnya ada kurang lebih 45 ribu hektare yang kita bangunkan di Sulawesi. Jadi, nantinya lahan yang produksinya nol kita jadikan 3 kali lipat dan ini harus kita mulai dari sekarang,” kata Mentan.
Amran mengaku optimistis dengan program ini karena semua mesin dan alat yang digunakan terbukti mampu berjalan dengan baik. Apalagi, banyak petani juga ikut senang karena secara tidak langsung bisa menambah pemasukan.
“Kelihatannya teknologi yang kita gunakan untuk rawa sudah berhasil. Kita juga libatkan pemuda-pemuda milenial untuk lahan rawa ini. Dan ingat, tidak boleh lagi ada seremoni ini dan itu. Semua harus nyata bahwa bantuan ini adalah bantuan langsung,” ujar Mentan.
Di sisi lain, Amran juga mengajak semua generasi muda, utamanya para santri di Provinsi Sulawesi untuk terlibat secara langsung dalam meningkatkan produksi pangan Indonesia. Ajakan itu ditandai dengan pemberian ribuan ekor ayam dan kambing. “Kami akan bagiakan 1 juta ekor ayam untuk seluruh indonesia. Ribuan kambing, benih, dan bibit-bibit lain,” katanya.
Bupati Wajo Amran Mahmud mengapresiasi langkah Kementan dalam mengoptimalisasi lahan rawa lebak menjadi lahan pertanian produktif. Menurut dia, langkah itu sangat tepat karena sudah sesuai dengan program pemerintah pusat dan daerah.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak menteri yang telah memilih Wajo sebagai kegiatan optimalisasi lahan rawa menuju lumbung pangan dunia. Soal produksi memang harus jadi prioritas bersama dan ini sejalan dengan program pemerintah daerah,” kata Bupati dalam acara yang dihadiri ribuan santri dan para petani setempat.