Senin 18 Mar 2019 23:00 WIB

Harga Kelapa Sawit di Pesisir Selatan Naik

Kenaikan harga sawit terjadi pada dua pekan terakhir.

Red: Muhammad Hafil
Kebun kelapa sawit, ilustrasi
Kebun kelapa sawit, ilustrasi

EKBIS.CO, PAINAN -- Harga jual tandan buah segar kelapa sawit produksi kebun rakyat di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, mengalami kenaikan. Yakni, dari Rp 650 per kilogram menjadi Rp 1.000 per kilogram dalam dua pekan terakhir.

"Sejak dua pekan terakhir harga tandan buah segar kelapa sawit cukup menggembirakan jika dibanding dengan dua bulan terakhir." kata petani kelapa sawit, Idon (44 tahun) di Kecamatan Lengayang, Senin (18/3).

Baca Juga

Idon berharap harga ini dapat bertahan hingga beberapa bulan ke depan. Sehingga memberikan keuntungan bagi para petani kelapa sawit

Dia mengatakan, harga tandan buah segar kelapa sawit akan sulit bertahan jika harga sudah di angka seribu rupiah per kilogram. Sementara untuk bisa mencapai harga itu petani bisa menunggu berbulan-bulan.

"Dalam setahun paling cuma satu atau dua bulan. Harga tandan buah segar kelapa sawit dibeli seribu rupiah per kilogram, sementara sisanya di bawah itu bahkan sampai Rp 350 per kilogram," katanya lagi.

Petani lainnya, Umar (50) mengatakan yang menjadi salah satu penyebab rendahnya produktivitas lahan kelapa sawit di daerah setempat karena petani tidak mampu menyisihkan uang untuk membeli pupuk. "Per hektare lahan produksi paling banyak hanya dua ton, hal tersebut terjadi karena ketidaksanggupan petani membeli pupuk akibat harga yang tak kunjung menjanjikan," kata Umar.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Pesisir Selatan, Nuzirwan menyebutkan salah satu penyebab tidak stabilnya harga tandan buah segar kelapa sawit di daerah itu ialah karena tidak seimbangnya jumlah perusahaan pengelola dengan areal kebun kelapa sawit.

Setidaknya, katanya, agar harga bersaing minimal mesti ada dua perusahaan lagi yang beroperasi. Sementara terkait produktivitas lahan yang rendah, selain akibat jarang di pupuk juga karena petani tidak memperhatikan bibit kelapa sawit yang ditanam atau bibit tidak disertifikat.

"Tahun ini kami menyiapkan ratusan hektare lahan kelapa sawit percontohan, perlakuan dari pemilihan bibit, pemeliharaan, panen hingga pascapanen bisa dicontoh oleh petani sehingga lahan mereka bisa berproduksi maksimal," katanya.

TAKE

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement