EKBIS.CO, KARAWANG -- Produsen produk militer pelat merah, PT Pindad (Persero) melakukan uji coba mobil tempur berbahan bakar biodiesel B20. Hasil uji coba tersebut dinyatakan berhasil dan membuat kendaraan lebih efisien dalam menggunakan bahan bakar.
Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose, mengatakan, secara operasional hingga saat ini belum ditemukan masalah pada kendaraan. Mobil tempur yang dirancang menggunakan B20, yakni mobil tempur Komodo yang mampu dijalankan di medan perang yang berat.
“Secara teknikal sampai saat ini tidak ada masalah. Kita sudah terapkan di Komodo. Tapi, untuk bisa full memakai B20 kita butuh izin dari pemerintah,” kata Abraham saat ditemui di Karawang, Jawa Barat, Kamis (21/3).
Ia menuturkan, hanya terdapat sedikit kendala ketika Komodo menggunakan bahan bakar B20. Kendala tersebut terletak pada proses penyaringan B20 yang terjadi kondensasi saat mesin menyala. Hanya saja, masalah itu tidak begitu besar.
Secara umum, penggunaan B20 justru memudahkan kendaraan dalam perawatan serta lebih hemat dalam menggunakan bahan bakar. Sementara ini, perseoran menanti izin resmi dari Kementerian Pertahanan agar kendaraan tempur yang diproduksi oleh Pindad dapat secara legal menggunakan B20. Sebab, hingga saat ini industri pertahanan domestik, terutama dalam kendaraan tempur belum ada yang memakain B20.
Sebagai informasi, B20 merupakan bahan bakar yang terdiri dari 20 persen bakar nabati dan 80 persen minyak bumi. Menurut Abraham, dari keberhasilan itu, ia optimistis nantinya kendaraan tempur yang diproduksi oleh Pindad bisa mengunakan B20 secara penuh.
“Untuk sementara memang belum bisa penuh menggunakan karena proses perizinan,” ujarnya.
Setelah sukses mengembangan mobil tempur Komodo, Abraham mengatakan, perseoran selanjutnya akan mengembangan kendaraan amphibi, penumpang, hingga eskavator yang bisa menggunakan B20.
Sementara itu, Pindad akan kembali melakukan penyempurnaan mesin pada mobil tempur Komodo agar proses penyaringan B20 saat mesin menyala bisa berjalan baik. Sebab, hal itu lama kelamaan bisa berdampak kepada umur mesin yang lebih pendek dari mesin yang biasa menggunakan bahan bakar biasa.
“Kita running terus. Kalau B20 berhasil, kita mau coba ke B50,” ujarnya.