EKBIS.CO, SURABAYA -- Cadangan daya (reserved margin) listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di jaringan Jawa-Bali akan meningkat kembali menjadi sekitar 30 persen pada tahun ini. Kenaikan margin daya ini terkait dengan bakal beroperasinya dua pembangkit listrik berdaya besar dengan total daya 2.000 Megawatt (MW).
Direktur Operasional 1 PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Soegiyanto mengatakan PLTU unit IV Cilacap, Jawa Tengah, yang sedang dibangun akan mulai beroperasi pada Oktober mendatang. Pembangkit dengan bahan bakar batu bara ini memiliki kapasitas 1.000 MW. "Siap beroperasi Oktober nanti," ujar dia di Surabaya, Kamis (21/3).
PJB merupakan salah satu anak perusahaan PT PLN. Tambahan daya listrik, ujar Soegiyanto, juga akan didapat PLN dari PLTU Jawa 7 di Bojanegara, Cilegon, Banten. PLTU Jawa 7 memiliki daya 2 x 1.000 MW.
Soegiyanto menyebutkan satu unit PLTU Jawa 7 berkapasitas 1.000 MW akan mulai beropasi pada Oktober mendatang. Sedangkan satu unit sisanya dengan daya yang sama bakal beroperasi pada awal 2020. "PJB punya peran di Cilacap dan Cilegon. Tahun ini dari keduanya akan ada tambahan daya 2.000 MW," kata dia.
Pada 2018 beban puncak pemakaian listrik di jaringan Jawa Bali mencapai 27.070 MW. Tahun ini, Soegiyanto mengatakan, beban puncak diperkirakan bertambah 1.400 MW menjadi 28.500 MW. "Melihat perkiraan beban puncak tahun ini dengan tambahan daya listrik yang masuk, maka reserved margin di Jawa Bali akan meningkat lagi," ujar dia menegaskan.
Saat ini, total daya listrik yang terpasang di jaringan Jawa Bali mencapai 34.550 MW. Dengan beban puncak tahun lalu sebesar 27.070 MW maka cadangan daya hanya sebesar 27 persen. "Tahun ini reserved margin akan naik lagi ke sekitar 30 persen," kata Soegiyanto.