EKBIS.CO, WASHINGTON -- Departemen Perdagangan AS mengatakan akan menambahkan 37 perusahaan dan sekolah Cina ke daftar merah entitas 'tidak terverifikasi'. Perusahaan yang masuk daftar ini 'harus diperlakukan oleh perusahaan AS dengan hati-hati'.
Menurut pemberitahuan dalam Daftar Federal, yang mulai berlaku pada Kamis (11/4), juga mencakup enam organisasi di Hong Kong, empat di Uni Emirat Arab, dua di Malaysia dan satu di Indonesia. Salah satu perusahaan dalam daftar adalah Aisin Nantong Technical Center, anak perusahaan Cina, produsen suku cadang mobil Jepang. Lainnya adalah Beijing Bayi Space LCD Material Technology Co Ltd, yang telah menerima paten untuk teknologi layar high-end.
Beberapa perusahaan lain yang disebut mengkhususkan diri dalam optik presisi, elektronik, peralatan mesin atau penerbangan. "Daftar itu berarti bahwa perusahaan AS akan memperlakukan organisasi dengan hati-hati," kata Kevin Wolf, mantan asisten menteri perdagangan untuk administrasi ekspor.
Dimasukkan ke dalam daftar 'tidak terverifikasi' berarti bahwa pemasok AS ke perusahaan dan sekolah yang tidak diverifikasi tidak dapat lagi menggunakan pengecualian lisensi. Misalnya, menjual produk untuk memperbaiki barang yang dijual sebelumnya. Untuk itu, perseroan harus mendapatkan lisensi baru, kata Wolf, yang sekarang di firma hukum Akin Gump.
"Meskipun itu bukan embargo, karena kerepotan terkadang pemasok akan memperlakukannya sebagai embargo. Ini memiliki efek praktis yang lebih besar daripada efek hukum, "kata Wolf.
Departemen Perdagangan akan menempatkan entitas pada daftar 'tidak terverifikasi' jika organisasi menolak untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana barang AS digunakan.
Sekolah-sekolah dalam daftar itu termasuk Institut Kimia Terapan Changchun, yang situsnya mengatakan mengkhususkan diri dalam penelitian fisika dan kimia yang ditujukan untuk pertahanan dan pengembangan ekonomi serta melatih mahasiswa pascasarjana. Sekolah-sekolah lain dalam daftar adalah Universitas Teknologi Guangdong di Guangzhou, Universitas Renmin, Universitas Tongji di Shanghai dan dua sekolah di Xi'an, Cina. Daftar itu juga menghilangkan lima perusahaan Rusia, tiga entitas Cina dan satu perusahaan Finlandia dari daftar.