EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menilai struktur utang luar negeri (ULN) Indonesia yang naik 4,8 miliar dolar AS pada akhir Februari 2019, tetap sehat. Hal ini, menurut BI, tercermin antara lain dari rasionya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat 36,9 persen pada periode tersebut.
"Kondisi itu relatif tidak banyak berubah dari bulan sebelumnya dan masih berada di kisaran rata-rata negara peers," kata Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) dalam info terbarunya di Jakarta, Senin (15/4).
Selain kitu, kata BI, berdasarkan jangka waktunya, struktur ULN Indonesia pada akhir Februari 2019 tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,3 persen dari total ULN. Dengan perkembangan tersebut, kata BI, meskipun ULN Indonesia mengalami peningkatan, namun struktur ULN Indonesia tetap sehat.
BI dan Pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian, kata BI.
Info terbaru BI menyebutkan ULN Indonesia pada akhir Februari 2019 tercatat 388,7 miliar dolar AS, naik 4,8 miliar dolar AS dibandingkan dengan posisi pada akhir periode sebelumnya karena neto transaksi penarikan ULN.
ULN Indonesia itu terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 193,8 miliar dolar AS, serta utang swasta termasuk BUMN sebesar 194,9 miliar dolar AS.
Secara tahunan, ULN Indonesia tumbuh 8,8 persen (yoy) pada Februari 2019, meningkat dibandingkan dengan 7,2 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan ULN tersebut terutama bersumber dari pertumbuhan ULN pemerintah.
ULN pemerintah meningkat pada Februari 2019 untuk membiayai sektor-sektor yang produktif. Posisi ULN pemerintah pada Februari 2019 sebesar 190,8 miliar dolar AS atau tumbuh 7,3 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,9 persen (yoy).
Pertumbuhan ULN pemerintah tersebut terutama dipengaruhi oleh arus masuk dana investor asing di pasar SBN domestik selama Februari 2019, yang menunjukkan peningkatan kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Indonesia.
Selain itu, pada Februari 2019 pemerintah juga menerbitkan Global Sukuk, untuk mendukung pembiayaan fiskal dalam kerangka Green Bond dan Green Sukuk.
Masuknya aliran dana ULN kepada pemerintah memberikan kesempatan lebih besar bagi pembiayaan belanja negara dan investasi pemerintah.
Sektor-sektor prioritas yang dibiayai melalui ULN pemerintah merupakan sektor-sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat antara lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, sektor konstruksi, sektor jasa pendidikan, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, serta sektor jasa keuangan dan asuransi.
Sementara itu, kata BI, posisi ULN swasta pada Februari 2019 sebesar 1,3 miliar dolar AS atau tumbuh sebesar 10,8 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya.
ULN swasta sebagian besar dimiliki oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 74,2 persen.