Selasa 16 Apr 2019 11:32 WIB

Bawang Putih Mahal, Enggar Paksa Importir Salurkan Stoknya

Para importir bawang putih masih memiliki stok dari kuota impor yang diberikan

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Bawang putih impor yang dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Ahad (14/4).
Foto: Republika/Imas Damayanti
Bawang putih impor yang dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Ahad (14/4).

EKBIS.CO, TANGERANG SELATAN – Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, belum menujukkan rencananya untuk menerbitkan persetujuan impor komoditas bawang putih oleh Perum Bulog. Meskipun harga bawang putih di pasar tradsional makin merangkak naik, Kementerian Perdagangan (Kemendag) tetap memaksimalkan stok yang saat ini masih dimiliki para importir.

“Hari ini kita undang importir supaya dia membuka gudangnya. Ini untuk operasi pasar,” kata Enggartiasto di ICE BSD, Tangerang Selatan, Selasa (16/4).

Baca Juga

Kendati Kementerian Koordinator Perekonomian melalui rapat koordinasi terbatas telah menugaskan Bulog untuk melakukan impor bawang putih sebanyak 100 ribu ton, Enggar mengatakan, pihaknya sepakat untuk memaksimalkan peran importir.

Saat ditanya terkait urgensi penugasan Kemenko Perekonomian, Enggar enggan menanggapi. Menurut dia, para importir bawang putih masih memiliki stok dari kuota impor yang diberikan setelah menyelesaikan wajib tanam.

Namun, sayangnya Enggar belum menjelaskan mengenai jumlah stok bawang putih di gudang importir saat ini. “Nanti. Kita undang dahulu importirnya hari ini,” kata Enggar.

Hingga Senin (16/4) rata-rata harga nasional bawang putih terus mengalami kenaikan. Pusat Informasi Harga Panan Strategis (PIHPS) mencatat harga bawag putih mengalami kenaikan 1,35 persen atau Rp 1.850 per kilogram menjadi Rp 43.500 per kilogram (kg). Mengutip Info Pangan Jakarta, bawang putih di wilayah Ibu Kota rata-rata dihargai Rp 41.615 per kg.

Harga terendah terdapat di Pasar Senen sebesar Rp 30 ribu per kg, sementara harga tertinggi ditemui di Pasar Johar Baru yang mencapai Rp 60 ribu per kg. Sebelumnya, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), menyatakan, harga bawang putih cenderung mengalami kenaikan sekitar Rp 1.000 per kg setiap hari.

Menurut dia, kenaikan harga yang terus berlanjut itu akibat tidak adanya transparansi data stok dari importir. Ketika data tidak tersedia secara jelas, Mansuri menilai, pasar dengan sendirinya akan berspekulasi dan harga secara langsung bakal terkerek naik.

Hal itu pula yang menimbulkan asumsi harga di tingkat pengecer yang berhubungan langsung dengan konsumen.

Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gammi), Adhi S Lukman, mengatakan, bawang putih memang masih dibutuhkan penuh dari pasokan impor. Karena itu, pemerintah harus merespons gejolak harga secara cepat.

Namun, Adhi menilai, langkah yang ditempuh Kemendag untuk memaksimalkan terlebih dahulu dari stok yang dimiliki importir saat ini sudah tepat. “Pak Mendag selain memanggil importir juga para pengguna. Kita harapkan ini bisa cepat supaya tidak kekurangan,” ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement