EKBIS.CO, JAKARTA -- Survei perbankan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) mengungkapkan perkiraan bahwa pertumbuhan penyaluran kredit baru dari perbankan masih melambat pada kuartal I 2019. Berdasarkan hasil survei tersebut yang diumumkan Bank Sentral di Jakarta, Selasa (16/4), indikator Saldo Bersih Tertimbang (SBT) di kuartal I 2019 sebesar 50 persen.
Indikator SBT ini turun dari 71,7 persen dibandingkan kuartal IV 2018. Sementara pelambatan pertumbuhan kredit di paruh pertama tahun ini, menurut BI, sesuai tren atau pola musiman perekonomian yang terjadi setiap tahun.
Pelambatan pertumbuhan kredit berjenis baru, terjadi pada kredit modal kerja dan kredit investasi. yang tercermin dari penurunan SBT permintaan kredit modal kerja dari 77 persen menjadi 68,2 persen, dan kredit investasi dari 83,1 persen menjadi 74,7 persen.
Sedangkan, secara sektoral, perlambatan pertumbuhan permintaan kredit baru pada kuartal I 2019 terjadi pada hampir seluruh sektor ekonomi. "Perlambatan pertumbuhan penyaluran kredit baru terutama terjadi pada sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi, diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran, dan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum," menurut laporan hasil survei Bank Sentral.
Survei Bank Sentral memperkirakan pertumbuhan kredit akan meningkat pada kuartal II 2019, karena akselerasi pertumbuhan ekonomi, rendahnya risiko penyaluran kredit, rasio kecukupan modal yang meningkat, dan likuiditas yang cukup.
Sejalan dengan prakiraan peningkatan penyaluran kredit baru pada kuartal II 2019, standar penyaluran kredit diprakirakan lebih longgar pada periode yang sama, terutama akan dilakukan untuk jenis kredit konsumsi, dengan aspek biaya persetujuan kredit dan jangka waktu kredit yang lebih longgar.
"Responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2019. Responden memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2019 akan mencapai 11,6 persen," tulis Bank Sentral.