EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Mandiri Taspen (Mantap) masih akan fokus menyalurkan kredit untuk pensiunan pada tahun depan. Perusahaan menargetkan komposisi penyaluran kredit pensiunan pun masih jauh lebih besar dibandingkan jenis kredit lainnya.
"Tahun depan kami masih akan lebih besar di kredit pensiunan. Komposisinya 80 persen pensiunan, 20 persen mikro dan ritel," kata Direktur Bisnis Bank Mantap, Nurkholis Wahyudi di Jakarta, Rabu (27/11).
Nurkholis menjelaskan, total penyaluran kredit Bank Mantap per Oktober tercatat sebesar Rp 19,47 triliun atau tumbuh 36,6 persen dibandingkan tahun lalu. Hingga akhir tahun ini, Nurkholis optimistis, perusahaan bisa menyalurkan kredit di kisaran Rp 20 triliun.
Sedangkan untuk 2020, Bank Mantap menargetkan penyaluran kredit mencapai Rp 25 triliun atau hanya tumbuh sekitar 34 persen saja. Nurkholis mengakui, target pertumbuhan penyaluran kredit pada 2020 memang jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Hal tersebut lantaran adanya potongan bulanan karena portofolio yang semakin membesar. "Jadi kalau dari persentase memang lebih rendah dari tahun lalu, tapi secara nominal jelas lebih besar," tegas Nurkholis.
Untuk mendongkrak penyaluran kredit ini, Nurkholis mengatakan, perusahaan mengembangkan sistem yang mempermudah penyaluran kredit mikro. Salah satunya menyasar kepada karyawan terutama PNS, anggota Polri dan TNI yang masih aktif melalui produk Standby Loan.
Standby Loan merupakan semacam kartu yang di dalamnya berisi preapprove kredit untuk kebutuhan darurat. Selain itu, ada pula program Mantap Sejahtera yang memberikan bantuan kredit bagi calon pensiunan untuk memulai usaha.
Tidak hanya bantuan kredit, Bank Mantap juga memberikan pembakalan apabila pensiunan akan melakukan usaha. "Kami mencarikam mentor untuk membimbing dan membeli hasil dari produksi pensiunan itu. Sehingga peluang keberhasilan usaha lebih besar," terang Nurkholis.
Inovasi digital
Untuk memudahkan layanan terhadap pensiunan, Bank Mantap mulai melakukan pengembangan secara digital. Nurkholis mengatakan pengembangan digital ini untuk menjawab kebutuhan para pensiunan yang sudah familiar dengan penggunaan gawai.
"Meskipun kami bank buku II dan bank pensiunan, kami telah memiliki mobile banking," kata Nurkholis.
Pengembangan lainnya yang juga dilakukan perusahaan yaitu E-otentikasi bagi nasabah pensiunan. Teknologi ini dikembangkan bersama PT Taspen untuk mengotentikasi apakah pensiunan yang menjadi nasabah Bank Taspen masih hidup.
Menurut Nurkholis, pengembangan secara digital juga dilakukan di sejumlah cabang. Dimana, semua transkasi yang menggunakan kertas sudah dialihkan menggunakan layar sentuh dan kartu ATM.
Nurkholis mengatakan pada tahun ini, Bank Mantap menargetkan raihan laba sebesar Rp420 miliar atau meningkat dari tahun lalu yang hanya mencapai Rp 333 miliar. Sedangkan pada 2020, raiham laba diproyeksi meningkat hingga Rp 500 miliar.
Menurut Nurkholis, pertumbuhan laba ini ditopang oleh pertumbuhan Fee Based Income. Per Oktober 2019, Fee Based Income perusahaan tercatat Rp 280 miliar dan akhir tahun diperkirakan bisa mencapai Rp400 miliar.
Sementara itu, rasio Non Performing Loan (NPL) untuk semua jenis kredit rata-rata masih terjaga di level 0,63 persen sampai akhir tahun. "Kalau hanya kredit pensiun saja NPL kami 0,2 persen," tutur Nurkholis.
Sedangkan posisi CAR Bank Mantap mencapai 17 persen. Menurut Nurkholis, posisi CAR tahun ini lebih rendah dibandingkan Desember 2018 lantaran perusahaan menerima setoran modal dari pemegang saham sebesar Rp 500 miliar pada tahun lalu.
Sampai dengan akhir Oktober 2019 total Asset yang dimiliki Bank Mantap di posisi Rp 25,08 triliun atau tumbuh sekitar 35,2 persen. Sedangkan posisi Dana Pihak Ketiga mencapai Rp 19,16 triliun atau tumbuh sampai dengan 36,6 persen.