EKBIS.CO, JAKARTA – Importir Bawang Putih Mandiri Heryanto mengatakan, pemerintah telah memberikan izin impor sebanyak 100 ribu ton kepada tujuh perusahaan impor, pada Kamis (18/4) kemarin. Berdasarkan penerbitan izin impor tersebut, dia mengklaim harga bawang putih berangsur turun di pasaran.
Dia mengakui izin impor bawang putih tersebut telah diberikan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan akan segera ditindaklanjuti dengan pemenuhan pasokan barang. Menurutnya, pasokan bawang putih impor tersebut direncanakan memenuhi pasar dalam kurun waktu tiga pekan ke depan dalam memenuhi pasokan jelang Ramadhan dan Lebaran.
“Per hari ini (19/4), harga bawang putih sudah mulai turun (di Pasar Induk Kramat Jati),” kata Heryanto saat dihubungi Republika, Jumat (19/4).
Mengacu catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga bawang putih ukuran sedang pada 19 April 2019 berada di kisaran Rp 46.900-Rp 55.650 per kilogram (kg). Sementara itu harga terendah berada di wilayah Aceh dengan rata-rata harga Rp 37.250 per kg, sedangkan harga tertinggi berada di wilayah DKI Jakarta dengan capaian harga Rp 60 ribu per kg.
Berdasarkan acuan tersebut, di Pasar Kramat Jati harga bawang putih hari ini terpantau Rp 60 ribu per kg atau mengalami kenaikan sebesar Rp 2.500 dari harga semula Rp 57.500 per kg. Sedangkan tren kenaikan bawang putih mulai terlihat merangkak perlahan sejak sepekan terakhir. Pada 12 April 2019, harga bawang putih di pasar tersebut mencapai Rp 52.500 per kg dan melonjak naik menjadi Rp 57.500 pada 15-16 April 2019.
Heryanto menjelaskan, berdasarkan kerjasama berupa operasi pasar (OP) bawang antara importir dengan pemerintah melalui Kemendag dan Kementerian Pertanian (Kementan), harga bawang putih cenderung turun sebab Kemendag menginstruksikan importir untuk menjual pasokan bawang putihnya di harga Rp 20 ribu per kg.
“Dalam OP kita jual harga Rp 20 ribu per kg,” kata Heryanto.
Kendati demikian, Heryanto belum mau membuka data stok pasti yang dimiliki importir. Menurutnya yang terpenting saat ini harga bawang putih cenderung menurun di pasaran sebab adanya efek penerbitan izin impor yang telah dikeluarkan.
Selain bersama Kemendag, importir juga mengeluarkan stok bawang putihnya dalam OP bawang yang dilaksanakan oleh Kementan beberapa waktu lalu.
Dalam OP yang dilaksanakan di Jakarta dan Surabaya itu, Kementan bersama importir bawang menjual bawang putih jenis banci seharga Rp 18 ribu per kg kepada pedagang yang telah terdata dan terverifikasi. Terhitung, dalam OP tersebut Kementan menyediakan 90 ribu ton pasokan yang siap mengguyur pasar.
Adapun pasokan importir yang dimaksud adalah pasokan sisa importasi tahun lalu yang masih dimiliki oleh sebagian importir. Pengeluaran stok dalam OP yang dilaksanakan itu menyusul instruksi yang dikeluarkan Kemendag dalam merespons harga bawang putih yang terus melonjak tinggi jelang Ramadhan.
Pada (18/3) lalu, pemerintah memutuskan resmi menugaskan Badan Usaha Logistik (Bulog) sebagai pelaksana importasi bawang putih sebesar 100 ribu ton. Kebijakan tersebut ditempu sebagai langkah antisipasi kenaikan permintaan dan harga menjelang Ramadhan dan Lebaran. Di mana pemerintah memproyeksi, kebutuhan konsumsi masyarakat rata-rata melonjak dalam bulan-bulan tersebut.
Diketahui, sebesar 90 persen lebih kebutuhan bawang putih Indonesia masih dipasok oleh pasokan impor, khususnya bawang putih asal Cina. Minimnya tingkat produksi bawang putih lokal akibat ketidakcocokan pengaruh iklim dan cuaca ditepis Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Menurutnya, Indonesia memiliki lahan serta iklim yang potensial dalam mengembangkan bawang putih. “Ya sekarang, dalam waktu dekat ini memang belum bisa seluruhnya bawang putih kita memenuhi kebutuhan. Tapi, tren impor dari tahun ke tahun terlihat menurun sejak 2014,” kata dia.