EKBIS.CO, JAKARTA -- Pertamina RU IV resmikan Fasilitas Loading/Unloading secara Simultan Produk BBM (Bahan Bakar Minyak) dan BBK (Bahan Bakar Khusus). Peresmian loading simultan ini dilakukan oleh GM RU IV Djoko Priyono dan GM MOR IV Tengku Fernanda, Senin (22/4).
Tengku menjelaskan, improvement ini membuat kegiatan transfer Premium dan Pertamax dari kilang RU IV ke TBBM (Terminal Bahan Bakar Minyak) Lomanis yang sebelumnya dilakukan secara bergantian saat ini sudah dapat dilakukan secara bersamaan/simultan.
Hal yang sama juga dilakukan RU IV ketika melakukan transfer Avtur ke TBBM Sleko & kapal serta unloading Kerosene dapat dilakukan secara simultan/bersamaan.
"Transfer Solar dari kilang RU IV ke TBBM Lomanis dan loading ke kapal juga sudah dapat dilakukan secara simultan/bersamaan," ujar Tengku Fernanda melalui siaran persnya, Selasa (23/4).
Improvement ini pun mempermudah kegiatan loading MFO dan unloading MBC (Minyak Bakar Cepu) atau Low Sulfur Waxy Residu (LSWR) secara simultan/bersamaan, sehingga loading dan blending MFO dapat dilakukan secara bersamaan dengan unloading MBC/LSWR.
Di samping itu, untuk menurunkan occupancy Jetty Area 70 yang tinggi (82,5 persen), RU IV juga melakukan peningkatan berupa modifikasi dan penambahan fasilitas loading solar di CIB (Crude Island Berth) I. Jetty CIB berada di tengah laut Jawa yang berjarak lebih kurang 18 mil dari pinggir pantai. CIB selama ini hanya dipakai untuk fasilitas unloading Arabian Light Crude (ALC). Sedangkan Solar merupakan produk dengan kuantitas terbesar di RU IV, sehingga perlu adanya penambahan fasilitas loading.
"Sebelumnya loading Solar hanya bisa dilakukan di Jetty Area 70. Kini melalui improvement, loading Solar juga dapat dilakukan di CIB I, sehingga dapat menurunkan secara signifikan occupancy Jetty Area 70 dari 82,5 persen menjadi 69,5 persen," ungkapnya
Menurut Tengku, revitalisasi fasilitas distribusi BBM dan BBK secara simultan di RU IV dapat meningkatkan fleksibilitas sarana dan distribusi produk, sehingga dapat menurunkan angka IPT (Integrated Port Time). Implikasi dari menurunnya angka IPT dapat meningkatkan kelancaran distribusi demi menjamin ketahanan energi nasional terutama produk-produk yang dihasilkan dari Kilang RU IV.
"Potensi penghematan sebesar 159 juta dolar AS per bulan berupa penghematan sewa kapal. Sedangkan potensi kenaikan margin karena kapasitas pengolahan naik sebesar 3,6 juta dolar AS per bulan," kata dia.