EKBIS.CO, JAKARTA – Sepuluh hari menjelang Ramadhan, ketersediaan pasokan pangan menjadi sorotan publik. Sebab, ketersediaan pasokan pangan pada Ramadhan dan Lebaran menjadi penentu stabilitas harga pangan. Di mana, tingkat konsumsi masyarakat pada bulan-bulan tersebut cenderung meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Kepala Bagian Informasi dan Humas Badan Usaha Logistik (Bulog) Teguh Firmansyah mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan kegiatan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) di seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut dilakukan guna menjaga stabilitas harga pangan di tingkat konsumen.
“Untuk beberapa komoditas pangan, kami pastikan aman (stoknya),” kata Teguh saat dihubungi Republika, Selasa (23/4).
Adapun komoditas pangan yang dimaksud antara lain komoditi nonberas seperti daging, minyak goreng, tepung terigu, dan gula. Dia memastikan, seluruh komoditas tersebut secara stok dan harga kondisinya siap dan aman. Sementara itu, kata dia, stok beras yang dimiliki Bulog sudah lebih dari cukup.
Dia menambahkan, untuk menambah ketersediaan tersebut, Bulog terus melakukan upaya penyerapan gabah dan beras petani pada musim panen rendeng. Adapun realisasi penyerapan gabah petani oleh Bulog saat ini sudah mencapai 238 ribu ton. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2015 tentang harga pembelian pemerintah (HPP), HPP gabah yang ditetapkan pemerintah sepakat ditetapkan sebesar Rp 4.070 per kilogram (kg).
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, HPP gabah tersebut sudah dikalkulasikan dengan biaya produksi yang dikeluarkan petani saat menanam hingga melakukan panen. Pihaknya juga meminta kepada elemen-elemen terkait untuk tidak membeli gabah di bawah HPP yang sudah ditentukan.
Selain itu, Amran juga memastikan stok pangan pertanian dipastikan aman jelang Ramadhan kali ini. “Stok aman, sudah kami jamin itu,” kata Amran.
Mengacu catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga sejumlah bahan pangan yang relatif stabil antara lain beras medium Rp 11.550 per kg, minyak goreng curah Rp 11.300, minyak goreng kemasan bermerek Rp 14.350 per kg, dan gula pasir lokal Rp 12.150 per kg.
Sedangkan dalam acuan tersebut, harga pangan yang masih melonjak tinggi adalah bawang putih ukuran sedang dengan rata-rata harga secara nasional Rp 47.500-Rp 60 ribu per kg. Sekretaris Jenderal Kementan Syukur Iwantoro mengatakan, saat ini Kementan sudah berupaya meningkatkan produksi bawang putih dengan melakukan penanaman benih.
Targetnya, produksi benih tersebut dapat menutup seluruh kebutuhan bawang putih nasional yang selama ini dipenuhi oleh pasokan impor sebesar 90 persen pada 2021 mendatang. Dia mengakui, saat ini mau tidak mau pasokan bawang putih masih menggunakan pasokan impor untuk menghindari lonjakan harga akibat instabilitas stok.
Di sisi lain, dia memastikan seluruh pasokan bahan pangan pertanian jelang Ramadhan dalam posisi aman baik dari sisi stok maupun harga. Bila ada beberapa komoditas pangan yang mengalami lonjakan harga, pihaknya berharap agar hal tersebut tidak terjadi berangsur-angsur sebab Kementan terus meningkatkan produksi.
Namun begitu, bila ada kenaikan harga pada pertengahan Ramadhan maupun menjelang Lebaran, pihaknya mengaku siap menggelar operasi pasar (OP) bila diperlukan. Menurutnya, kebijakan OP dapat dilakukan dengan melihat kondisi pasar baik secara harga maupun ketersediaan stok yang beredar.
“Kalau terpaksa ada kenaikan harga nanti, mau tidak mau kita akan gelar OP,” kata dia.