EKBIS.CO, KULONPROGO -- Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, kembali meninjau pembangunan Yogyakarta International Airport (YIA). Tinjauan didampingi Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Ia mengatakan, pembangunan terminal saat ini sudah mencapai 20 persen. Tapi, untuk landasan pacu, ia percaya diri mengatakan kalau pembangunan sudah selesai 100 persen.
"Sudah kita selesaikan 100 persen, bahkan dengan satu kualifikasi yang mungkin paling baik di Indonesia, baik dari panjang 3.200 meter, lebar 75 meter dan daya dukung di atas 100," kata Budi, Rabu (24/4).
Kapasitas itu disebut sudah memungkinkan landasan bisa digunakan untuk pesawat apapun. Baik yang plaing membutuhkan daya dukung paling tinggi seperti Boeing 777 maupun Airbus 380.
Ia menjelaskan, terminal YIA memiliki kapasitas 50 penerbangan (take off dan landing). Jika masing-masing penerbangan memiliki kapasitas 200 orang, paling tidak ada 5.000 orang yang bisa terlayani.
Sayangnya, belum ada penegasan secara pasti penerbangan perdana akan dilakukan di YIA. Pasalnya, Budi mengatakan, akan tetap menanti jadwal Presiden Joko Widodo.
"Kita sedang mengusulkan ke bapak presiden untuk mengadakan satu penerbangan pertama dilakukan presiden, waktunya kita harapkan pekan depan, waktunya kita persilakan presiden," ujar Budi.
Selain itu, Budi mengaku sedang mengkaji penerbangan di YAI pada Lebaran dan Idul Fitri mendatang. Jika memungkinkan, rencananya akan ada sebagian penerbangan di Adi Sutjipto yang dipindah ke YAI.
"Kalau bisa 50 take off-landing berarti 25 persen bisa ke sini," kata Budi.
Tapi, tentu persiapan-persiapan dilakukan secara bertahap. Maka itu, sejauh ini akan diberikan kesempatan penerbangan luar Jawa untuk mendarat di YIA, dan sedang dibicarakan dari mana saja.
Budi menambahkan, YIA akan jadi cerminan rencana pemerintah untuk membangun empat Bali lagi di Indonesia. Mulai dari di Danau Toba, Yogyakarta, Mandalika dan Labuan Bajo.
Ia berharap, turis-turis yang selama ini ke Indonesia lewat Soekarno-Hatta atau Bali, bisa langsung mendarat ke YIA. Budi telah pula izin ke Gubernur DIY soal perkiraan meledaknya pengunjung ke Yogyakarta.
Untuk itu, kerja sama dengan pemerintah-pemerintah daerah dan para pemangku kebijakan yang ada di DIY dirasa sangat penting. Sebab, yang dikerjakan tidak cuma bandar udara, tapi aksesibilitas lain.
"Tahap pertama kita gunakan kereta api, berhenti dari Stasiun Tugu atau Stasiun Maguwoharjo, ke Stasiun Wojo," ujar Budi.
Menjajal langsung kereta api, ia menilai perjalanan menghabiskan waktu sekitar 45 menit dan ditambah 10 menit bus. Tapi, ke depan, akan turut dibangun kereta api langsung dari Yogyakarta.
"Selain kereta api yang berhenti di Stasiun Tugu dan Stasiun Maguwo, ada bus Damri yang berhenti di Terminal Giwangan," kata Budi.