Jumat 26 Apr 2019 20:13 WIB

PPN Harus Menjadi Wadah Perjuangan Peternak Unggas

Pembangunan industri perunggasan harus memiliki daya saing produk yang tinggi.

Red: EH Ismail
Dirjen Peternakan dan Keswan I Ketut Diarmita berfoto bersama perwakilan peternak unggas
Foto: Humas Kementan
Dirjen Peternakan dan Keswan I Ketut Diarmita berfoto bersama perwakilan peternak unggas

EKBIS.CO, SOLO — Organisasi para peternak ayam Pinsar Petelur Nasional (PPN) harus mewadahi perjuangan para peternak agar aspirasi mereka dapat terealisasikan dengan baik. Melalui pengurus yang baru dilantik, PPN diharapkan mampu menaungi dan mengayomi para peternak ayam di seluruh Indonesia.

"Kita patut bersyukur dan berbangga atas dilantiknya pengurus baru Pinsar Petelur Nasioanal (PPN), saya berharap semoga pengurus baru bisa membawa PPN benar-benar menjadi wadah perjuangan para peternak (khususnya peternak petelur) dan dapat bersinergi dengan pemerintah dalam membangun dunia perunggasan, sehingga dapat terus memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat dan terciptanya kesejahteraan bagi para peternak" ungkap Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita di Jakarta pada Jumat (26/4).

Kehadiran mereka sangat berperan untuk meningkatkan kualitas kebutuhan protein hewani masyarakat, kesejahteraan peternak, dan ekspor produk unggas. Sumbangan produksi ayam ras telah mencapai 55 persen kebutuhan daging dan 71 persen telur nasional. 

Sedangkan ayam Buras mampu menyumbang 11 persen daging dan 11 persen telur. Berkembangnya usaha ayam ras menjadi industri terus diikuti oleh tumbuhnya industri pendukungnya yaitu industri pakan, bibit, obat-obatan dan industri pendukung lainnya. 

Industri perunggasan akan terus berkembang sesuai dengan kemajuan global, sehingga mampu bersaing dengan produk unggas dari luar negeri. Oleh karena itu pembangunan industri perunggasan harus memiliki daya saing produk yang tinggi. Hal ini harus terus dilakukan secara simultan dan berkesinambungan dengan mewujudkan harmonisasi kebijakan yang bersifat lintas sektoral/institusi.

Peluang usaha perunggasan sangat besar. Peternak UMKM harus benar-benar bisa memanfaatkan peluang ini sehingga dapat mendukung program nasional dalam mewujudkan beberapa hal. Pertama adalah mempertahankan swasembada telur konsumsi. Kedua, meningkatkan kesejahteraan peternak, dan terakhir, mendukung ekspor produk unggas. 

Komoditas unggas khususnya telur merupakan bahan pangan asal hewan yang kaya akan protein hewani. Juga sangat menjanjikan secara bisnis karena memiliki prospek pasar yang bagus. Mudah diperoleh, mudah diolah, harga terjangkau, dan sangat diminati oleh masyarakat luas sebagai upaya pemenuhan konsumsi protein hewani. “Sehingga komoditas ini merupakan pendorong utama penyediaan protein hewani nasional," tambahnya.

Angka populasi

photo
Dirjen Peternakan dan Keswan I Ketut Diarmita bersama perwakilan peternak unggas (2)

Berdasarkam data Kementan, populasi ayam petelur (layer) komersil tahun 2019 per bulan berkisar antara 226 juta – 248 juta ekor dengan rataan populasi layer komersil umur produktif (19-88 minggu) sebanyak 167 juta ekor. Perkembangan produksi dan kebutuhan telur konsumsi berdasarkan jumlah penduduk dan konsumsi perkapita pertahun yaitu:

Tahun 2018 sebanyak 2,57 juta ton (rataan perbulan sebesar 213.755 ton) dengan kebutuhan telur sebesar 1,77 juta ton (rataan perbulan sebesar 147.201 ton), sehingga terdapat kelebihan produksi telur tahun 2018 sebesar 798.654 ton. Tahun 2019 potensi produksi telur sebanyak 2,88 juta ton (rataan perbulan sebesar 239.884 ton) dengan kebutuhan telur sebesar 1,82 juta ton. 

"Surplus/cadangan produksi telur ini harus mampu diolah untuk bahan baku industri sehingga produkstifitas bisa terus meningkat, peluang ini perlu di sikapi dengan mengembangkan ekspor unggas dan produk unggas serta peningkatan industri pengolahan" jelas Diarmita.

Konsumsi telur perkapita pertahun pada tahun 2018 sebesar 6,53 kg/kapita/tahun dan tahun 2019 sebesar 6,69 kg/kapita/tahun. Angka ini menunjukkan konsumsi telur masyarakat masih sangat rendah. 

Oleh karena itu sudah menjadi tugas bersama untuk meningkatkan konsumsi telur perkapita pertahun guna meningkatkan gizi masyarakat serta mewujudkan tujuan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sementara itu, Ketua Presidium PPN, Yudianto Yogiarso menyatakan dukungannya kepada Kementan dalam upaya peningkatan kualitas kebutuhan protein hewani masyarakat, kesejahteraan peternak, dan ekspor produk unggas. Lebih lanjut Yudiantono juga menegaskan dukungannya dalam penerapan aturan-aturan biosecurity yang lebih baik untuk mengatasi penyakit dan memerangi AMR pada seluruh peternakan ayam petelur di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement