EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebesar 2,86 juta ton hingga April 2019. Adapun total penyaluran ini terdiri dari semua jenis-jenis pupuk yang disubsidi pemerintah, yakni urea, SP-36, ZA, NPK dan pupuk organik.
Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan total penyerapan pupuk tersebut mencapai 91 persen dari alokasi untuk periode waktu Januari-April 2019 sebesar 3,1 juta ton.
“Secara keseluruhan, total penyaluran pupuk bersubsidi tersebut sudah mencapai 32 persen dari total alokasi Tahun 2019 yang ditetapkan oleh Pemerintah” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (30/4).
Dalam penyalurannya, Pupuk Indonesia mengikuti Peraturan yang ditetapkan dalam Permentan No 47 tahun 2018 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi sebesar 8,874 juta ton.
Wijaya menjelaskan memasuki musim tanam ini, total pupuk urea yang telah tersalurkan mencapai 1,25 juta ton, pupuk jenis SP-36 sebesar 304 ribu ton, pupuk ZA sebesar 289 ribu ton, NPK sejumlah 802 ribu ton dan pupuk organik 215 ribu ton. “Secara keseluruhan, penyaluran pupuk bersubsidi berjalan cukup baik,” jelas Wijaya.
Mengenai kondisi stok saat ini, Wijaya juga menambahkan juga saat ini stok pupuk bersubsidi mencapai 305 persen dari kewajiban yang ditetapkan Pemerintah. Total stok sampai Lini 3 mencapai 1.114.655 ton, atau cukup untuk memenuhi kebutuhan enam minggu ke depan.
“Stock building ini, dilakukan juga untuk mengantisipasi arus mudik dan larangan angkutan menjelang lebaran. Sejumlah daerah diperkirakan sudah memasuki musim tanam pada Bulan Ramadhan ini, jadi Insyaallah kebutuhan pupuk bersubsidi tetap bisa terpenuhi,” jelas Wijaya.
Ia juga menegaskan para produsen pupuk akan mempercepat proses distribusi dari lini 3 atau gudang kabupaten, ke lini 4 yaitu ke kios-kios. “Jangan sampai pada saat dibutuhkan, pupuk tidak ada di kios-kios,” ungkapnya.
Kemudian, untuk mengantisipasi tingginya kebutuhan pupuk para petani, Pupuk Indonesia selaku holding telah menginstruksikan kepada anak-anak perusahaan untuk menyiapkan stok pupuk nonsubsidi di setiap kios. Masih banyak petani yang belum tergabung dalam kelompok tani atau belum menyusun RDKK, sehingga mereka kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi.
"Ada juga yang kebutuhan pupuknya melebihi dari alokasi yang sudah ditetapkan,” ucapnya.
Untuk itu, perseroan telah meminta kepada para produsen pupuk untuk tetap menyiapkan pupuk nonsubsidi guna memenuhi kebutuhan petani di lapangan. Wijaya juga mengimbau agar para petani tetap menebus pupuk bersubsidi hanya di kios-kios resmi.
Harga Eceran Tertinggi (HET) di tingkat petani dapat terpenuhi apabila petani melakukan penebusan di kios menggunakan uang cash atau tunai, membeli pupuk di kios resmi dan membeli pupuk dalam kemasan utuh.
Dalam menyalurkan pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia menugaskan para produsen pupuk, yaitu Petrokimia Gresik, Pupuk Kaltim, Pupuk Iskandar Muda, Pupuk Kujang dan Pusri Palembang untuk mendistribusikan pupuk sesuai dengan tanggung jawab wilayahnya masing-masing.