EKBIS.CO, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong tumbuhnya pengembangan wirausaha industri baru berbasis industri kreatif. Alasannya, industri kreatif mampu memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai Rp 1.000 triliun pada tahun lalu.
Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar mengatakan, terdapat tiga subsektor yang memberikan sumbangsih terhadap ekonomi kreatif yakni industri kuliner sebesar 41,69 persen, industri fashion mencapai 18,15 persen, dan industri kriya sebesar 15,70 persen.
“Bahkan industri animasi saat ini cukup potensial berkembang, pertumbuhannya sudah di atas 6 persen,” kata Haris dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (5/5).
Dia menjelaskan, upaya strategis dari salah satu program prioritas dalam peta jalan Making Indonesia 4.0 adalah guna merebut potensi ekonomi digital yang akan meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar 150 milar dolar AS pada tahun 2025.
Untuk itu, dia menambahkan, upaya konkret yang dilakukan pemerintah untuk mendorong pengembangan pegiat industri kreatif antara lain memfasilitasi kegiayan pendidikan dan pelatihan (diklat). Dia mencontohkan, sejak 2015 kemarin pemerintah telah menyelenggarakan Diklat Animasi, Programming, dan desain grafis di Bali Creative Industru Center (BCIC) yang dikelola oleh Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga membuat inkubasi bisnis (Inbis) Tohpa TI untuk membina wirausaha yang ada dan menumbuhkan pelaku startup baru. Dia menjabarkan, setiap tahunnya bisnis TohpaTI menghasilkan sekitar sembilan hingga sebelas tim startup di bidang animasi, desain, dan software developer.
“Beberapa alumninya sudah ada yang dapat investasi hingga Rp 100 juta, omsetnya juga sudah bervariasi mulai dari Rp 10 juta-Rp 100 juta tiap bulannya,” kata dia.
Guna menumbuhkan startup baru serta memacu pembangunan industri digital di Tanah Air, kata dia, Kemenperin juga menyelenggarakan acara Kampoeng IT sejak 2019. Sejak diselenggarakan pertama kali pada tahun 2016, acara tahunan tersebut telah berhasil menarik lebih dari 100 peserta yang berlaga di Lomba Ide Bisnis Digital, Lomba Pemrograman, Data Science, hingga Kompetisi e-Sport.
Kepala BDI Denpasar Prayono mengatakan, pada tahun ini pihaknya juga menandatangani perjanjian kerja sama pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri kreatif dengan Asosiasi Pengusaha TIK Nasional, LIPI, Asosiasi Industri Animasi Indonesia, serta Maxx Animation dan Lintas Imaji Studio.
Paryono mengemukakan, Kampoeng IT 2019 ini secara khusus ditujukan sebagai wadah kolaborasi akademisi, wirausaha baru binaan Inbis TohpaTI, asosiasi industri, komunitas industri kreatif, serta perusahaan startup dari kota Denpasar.
“Menariknya, total 20 tim pemenang Kampoeng IT juga akan memamerkan kreativitas di acara pameran. Mereka dapat mempresentasikan idenya kepada calon investor atau audiens yang hadir,” kata dia.
Paryono berharap BCIC atau TohpaTI berhasil menjadi wadah yang produktif dalam mencetak SDM kreatif di bidang multimedia, animasi, kriya dan barang seni. Seperti yang sudah terjadi, kata dia, Market Hub, Simalu, Inidia Studio dan Cokelat Panas Creative adalah beberapa contoh dari pelaku startup yang membuat software dan aplikasi unggulan. Menurut dia hal tersebut adalah contoh dari perkembangan ekonomi digital yang dihasilkan oleh anak-anak Indonesia.