EKBIS.CO, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat dari Januari hingga April realisasi investasi hulu migas baru mencapai 21 persen atau sebesar 3,17 miliar dolar AS. Realisasi investasi ini paling banyak digunakan oleh para KKKS untuk melakukan pengeboran sumur.
Tercatat dengan realisasi investasi 21 persen tersebut, ada 16 sumur yang dibor. Jumlah sumur yang dibor ini lebih besar dibandingkan 2018.
"Memang tahun ini kami targetkan 14,79 miliar dolar AS. Namun ada penambahan cadangan minyak juga dari 10 POD (Plan of Development) yang sudah ada. Jadi pengembangan juga tumbuh meski realisasi investasi masih di bawah target," ujar Kepala SKK Migas Dwi Sucipto di kantornya, Rabu (8/5).
Dwi mengatakan masih ada tambahan investasi dari komitmen kerja pasti (KKP) di wilayah kerja Jambi Merang pada tahun ini sejumlah 38,1 juta dolar AS. Sehingga secara kumulatif, tambahan investasi dari KKP dan komitmen pasti (KP) hingga 2026 adalah sebesar 2,16 miliar dolar AS untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.
“Khusus untuk kegiatan eksplorasi, dalam KKP dan KP sudah dialokasikan sebesar 1,14 miliar dolar AS untuk meningkatkan penemuan eksplorasi,” ujar Dwi.
Dalam upaya peningkatan investasi dan mencari investor baru dalam kegiatan eksplorasi, sejak 2018 SKK Migas mencanangkan exploration roadshow ke enam negara dengan mempromosikan sepuluh area giant field. Tidak hanya itu, SKK Migas gencar mendorong kegiatan eksplorasi yang masif dengan membentuk Indonesia Oil and Gas Institute (IOGI) pada 30 April lalu. Langkah ini merupakan bukti keseriusan SKK Migas untuk mencari potensi giant discovery.