EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Basuki Hadimuljono, mengatakan Kementerian PUPR akan mengemban tugas berat jika pemindahan ibu kota negara Indonesia segera dimulai. Karena itu, ia ingin para ASN Kementerian PUPR lebih sering membaca buku, sehingga ia merasa perlu adanya bedah buku.
“Generasi muda PUPR harus mengetahui tugas dan tanggung jawabnya agar dapat melaksanakan amanat yang diberikan negara dengan baik. Salah satunya untuk gemar membaca,” kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulisnya, Ahad (13/5).
Buku yang dibedah pada acara bedah buku karyanya dengan judul 'Infrastruktur Meningkatkan Daya Saing' yang diselenggarakan tersebut, merupakan sebuah laporan kinerja Kementerian PUPR tahun 2017 yang ditulis dengan bahasa populer. Buku ini merupakan sebuah narasi akan kiprah pembangunan infrastruktur pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta mengupas pembangunan infrastruktur dari berbagai sisi.
Buku ini juga memperlihatkan bagaimana pembangunan infrastruktur dapat diarahkan untuk meningkatkan daya saing bangsa. Secara sistematis dan gamblang juga diceritakan mengenai peran penting infrastruktur, dalam pembangunan nasional di berbagai sektor. Tidak hanya sekedar paradigma dan strategi tapi juga bagaimana implementasinya untuk mewujudkan hasil-hasil pembangunan yang konkret.
"Tugas Kementerian PUPR ke depan akan semakin besar. Tugas tersebut merupakan amanat sekaligus kepercayaan yang diberikan negara kepada Kementerian PUPR untuk dilaksanakan. Pada 2019 ini, Kementerian PUPR mendapatkan tugas tambahan untuk membangun sekolah, sarana olahraga, dan pasar," ujar Basuki.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja selaku Ketua Panitia, mengatakan penyelenggaraan bedah buku ini bertujuan untuk mensosialisasikan manfaat dari infrastruktur PUPR, mengkampayekan budaya membaca dan secara khusus mempromosikan Perpustakaan Kementerian PUPR.
Menurut data dari UNESCO pada 2016, indeks buta aksara Indonesia adalah 84.42 persen, yang artinya 84.42 persen dari populasi Indonesia telah dapat membaca. Namun tidak sama halnya dengan indeks minat baca. Menurut data dari Central Connecticut State University tahun 2016, Indonesia menduduki peringkat 60 dari 200 negara sampel yang diambil secara acak. Hanya satu peringkat saja di atas Negara Botswana di Afrika.
“Dari data ini, kita dapat menyimpulkan bahwa kita perlu tindakan yang lebih aktif dan nyata untuk membawa bangsa ini agar menjadi lebih terliterasi,” ujar Endra. Acara tersebut dihadiri oleh para para Pejabat TInggi Madya, Pratama dan sekitar 200 orang generasi muda PUPR yakni PNS formasi tahun 2017 dan CPNS tahun 2018.