EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memastikan, kondisi ekonomi makro Indonesia berada dalam situasi aman di tengah aksi people power. Walaupun terjadi gejolak dalam nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan IHSG, tren ini hanya bersifat sementara.
Darmin menuturkan, sampai saat ini, pemerintah memang belum memiliki metode untuk menghitung seberapa besar dampak suatu aksi terhadap ekonomi. Tapi, menurutnya, efek yang ditimbulkan tidak akan signifikan.
"Kalau cuma begitu ya tidak terlalu besar," ujarnya ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (22/5).
Dari berbagai aspek ekonomi, Darmin mengakui, investasi akan menjadi komponen yang paling terkena dampak. Calon investor akan wait and see terlebih dahulu sebelum menanamkan modal di Indonesia. Begitupun dengan investasi yang sudah ada, akan memastikan kondisi apabila ingin melakukan ekspansi.
Tapi, Darmin menilai, kondisi wait and see ini tidak akan terlalu lama. Sebab, aksi people power yang terjadi sejak Selasa (21/5) hingga hari ini bersifat temporer atau sementara.
"Mestinya, setelah melihat bagaimana kejadiannya, tidak akan banyak artinya," tuturnya.
Tentang tertekannya rupiah dan IHSG pada Rabu (22/5) pagi, Darmin menyebutkan, memang menjadi bagian dari dampak yang timbul dari aksi people power. Namun, ia menyebutnya sebagai euforia pasar semata atau bersifat sentimental. Dalam waktu dekat, kondisi pasar akan mengalami perbaikan.
Saat ini, pemerintah belum memiliki langkah antisipasi secara khusus untuk menghadapi tekanan people power terhadap rupiah dan IHSG. Sebab, pasar akan terkoreksi sendiri dalam menghadapi sentimen yang sifatnya bukan riil.
Nilai tukar rupiah di pasar spot terlihat dibuka di zona merah dengan pelemahan delapan poin atau 0,06 persen di posisi Rp 14.488 per dolar AS pada Rabu. Sebelumnya, pada Selasa malam, rupiah ditutup melemah 25 poin atau 0,17 persen ke level Rp 14.480 per dolar AS.