EKBIS.CO, JAKARTA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengeluhkan sistem tiketing bus di Terminal Pulo Gebang, Jakarta, yang belum sepenuhnya diakses para calon penumpang secara daring. Antrean para calon penumpang di loket pembelian tiket pun mengular imbas dari minimnya akses tersebut.
Berdasarkan hasil penelusuran Republika di Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Ahad (2/6), antrean calon penumpang memang memadati loket pembelian tiket. Menanggapi hal ini, Budi meminta kepada pengelola terminal maupun penyedia angkutan bus untuk menerapkan sistem pembelian tiket daring secara mudah.
“Memang seyogyanya harus ada satu proses yang mengarahkan penumpang menggunakan (pembelian tiket) online,” kata Budi kepada wartawan usai melakukan peninjauan angkutan mudik, di Pulo Gebang, Jakarta, Ahad (2/6).
Menurut dia, terdapat sekitar 50 persen penumpang yang mengakses transaksi pembelian tiket secara daring. Selebihnya, masih menggunakan sistem konvensional karena beragam hal antara lain minimnya sosialisasi, keterbatasan waktu, hingga perhitungan keberangkatan yang di luar prediksi.
Untuk itu dia meminta kepada para pengelola terminal serta penyedia layanan bus agar menggencarkan sosialisasi pembelian tiket secara daring.
Saat melakukan peninjauan Budi memeriksa proses pengecekan kesehatan para sopir yang akan membawa penumpang mudik. Menurut Budi, para sopir yang memiliki gula darah serta tekanan darah tinggi beresiko mengangkut penumpang dan melakukan perjalanan jauh.
Pengamat Transportasi dari Universitas Indonesia, Ellen Tangkudung, menilai mudik menggunakan angkutan bus masih menjadi pilihan banyak orang. Sehingga, penikngkatan mutu sistem tiketing daring harus sejalan selaras dengan kebutuhan masyarakat.
Saat ini, kata dia, para penumpang bus membandingkan ongkos operasional mudik dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun bus. “Penumpang semua tahu, mudik pakai bus lebih hemat dan menguntungkan,” kata Ellen.