EKBIS.CO, JAKARTA – Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Manshuri mengatakan, penurunan harga bawang putih berjalan lamban ke harga normal meskipun impor sudah masuk sejak sebulan lalu. Untuk itu dia mengusulkan, penugasan impor bawang putih sebaiknya diberikan ke Bulog.
Dia menjelaskan, pemerintah Indonesia masih mengandalkan 90 persen kebutuhan bawang putihnya dari impor. Adapun negara pengimpor terbesar bawang putih ke Indonesia adalah China dengan total importasi sebesar 99 persen. Dengan adanya kebijakan impor ini, Abdullah menilai, pemerintah harusnya dapat mengintervensi harga dan stok di importir.
Sementara itu Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, harga bawang putih di tingkat domestik sudah berangsur normal di kisaran harga Rp 27 ribu-Rp 28 ribu per kg. Harga tersebut, menurut Oke, sudah mengalami penurunan berkat pemberian izin impor dengan total kuota 256 ribu ton.
“Sekarang harga sudah di bawah Rp 30 ribu per kg,” kata Oke.
Kepala Bagian Informasi dan Humas Perum Bulog Tommy Wijaya mengatakan, hingga saat ini Bulog masih menunggu penugasan impor bawang putih sebab belum ada pembatalan dari hasil rapat koordinasi terbatas (rakortas) pada Maret lalu. Tommy mengatakan, apabila izin penugasan impor diberikan kepada Bulog, maka perusahaan pelat merah tersebut mengaku siap menjaga stabilitas harga bawang putih jika terjadi gejolak yang menyebabkan inflasi.
“Setahu saya, harga bawang putih juga belum kembali normal. Masih ada yang harganya Rp 52 ribu per kg,” kata Tommy.
Dia juga memastikan, kapasitas gudang Bulog mampu menyimpan bawang putih impor dengan kuota 100 ribu ton sebagaimana yang disepakati di rakortas lalu. Usai Lebaran ini, pihaknya mengaku belum mendapat informasi lanjutan mengenai tindaklanjut penugasan impor di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Terkait dengan adanya usulan penugasan impor dari pedagang, Bulog mengaku siap menerima usulan itu asalkan realisasi penugasan impor dapat diputuskan oleh pemerintah. Kendati demikian dia mencontohkan, fungsi Bulog sebagai lembaga penjaga stabitas harga terbukti sukses mengamankan gejolak harga seperti komoditas beras.
Menurut dia, dengan terjaganya pasokan oleh Bulog, harga beras pada Ramadhan dan Lebaran tidak berfluktuasi dan cenderung stabil.