Jumat 14 Jun 2019 15:17 WIB

Pemerintah Pantau Distribusi Air untuk Sawah di Indramayu

Pengelolaan gilir giring distribusi air menjadi solusi mencegah kekeringan.

Red: EH Ismail
Tim Kementan memantau ketersediaan air di Indramayu Jawa Barat
Foto: Humas Kementan
Tim Kementan memantau ketersediaan air di Indramayu Jawa Barat

EKBIS.CO, INDRAMAYU — Memasuki musim kemarau, pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap potensi terjadinya kekeringan terhadap lahan pertanian produktif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memastikan distribusi air tetap merata dan bisa dinikmati oleh para petani. 

Indramayu sebagai salah satu sentra produksi padi di Jawa Barat, menjadi wilayah yang turut rentan mengalami kekeringan. Mencegah terjadinya kekeringan, Bupati Indramayu Supendi turun langsung mendatangi pengelola Bendung Rentang yang berada di Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka, pada Kamis (13/6). Kunjungan tersebut dilakukan untuk memastikan distribusi air benar-benar terlaksana dengan baik dan bisa dinikmati oleh para petani. 

“Kondisi debit air terus dipertahankan atau kalau bisa ditingkatkan sampai ke level aman, sehingga air yang terdistribusi ke saluran Cipelang bisa sampai hilir dan nikmati oleh petani yang tengah krisis air,” terang Supendi. 

Supendi menambahkan, saat ini pihaknya berkomitmen untuk menyelamatkan para petani yang telah tanam padi dan terancam kekeringan. Terutama yang berada di Kecamatan Kandanghaur, Losarang, dan Gabuswetan. Ketiga kecamatan ini merupakan daerah terjauh dari saluran Cipelang, sementara air yang ada belum bisa sampai ke tiga kecamatan tersebut.

Saat ini Pemkab Indramayu telah mengeluarkan kebijakan untuk distribusi air, yaitu berupa pengelolaan gilir giring distribusi air baku di saluran induk Cipelang terutama pada saluran induk barat untuk musim gadu (MT II) tahun 2019 berupa kebijakan langkah 37 yakni 3 hari untuk BBT 14 ke hulu yang merupakan wilayah Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Cikedung, dan 7 hari BBT 14 ke hilir yang merupakan wilayah PSDA Losarang.

“Kita amankan kebijakan 37 ini, karena hari ini merupakan hari terakhir dari 3 hari untuk BBT 14 ke hulu yang merupakan wilayah PSDA Cikedung. Mulai besok seluruh pintu di BBT 14 kita tutup dan kita gelontorkan ke BBT 14 ke hilir, jika tetap stabil kita optimis air bisa sampai hilir. Pokonya air jangan sampai turun debitnya kita berharap bisa terus dinaikan dari Bendung Rentang ini,” tegas Supendi.

Pada Rabu (12/6) kemarin, Supendi juga mendatangi saluran induk Cipelang yang berada di Desa Jatisura. Selanjutnya Ia menyusuri saluran air tersebut yang tembus ke Desa Amis, Cikedung, Rajasinga,  Plosokerep, Kendayakan,  Manggungan, Rancahan, dan lainnya.

Dari setiap pintu air yang dilewatinya, Supendi menekankan untuk dilakukan pengaturan dengan sebaik mungkin. Petani yang berada di wilayah Kecamatan Cikedung diharapkan bisa menggunakan air secukupnya, dikarenakan wilayah tersebut paling dekat dengan sumber air dan terlebih dahulu mendapatkan pasokan air. 

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Ali merespon positif upaya yang dilakukan oleh Bupati Indramayu dengan cara turun langsung ke lapangan untuk melihat distribusi air untuk petani. Sebagai Ketua Tim Penanggung Jawab Upsus Pajale Provinsi Jawa Barat, Ia sepakat bahwa lahan sawah yang telah ditanami padi harus diselematkan agar Kabupaten Indramayu tetap menjadi lumbung padi nasional untuk mendukung ketahanan pangan.

“Pokoknya kita harus selamatkan petani yang sudah menanam padi, kalau memang dibutuhkan penambahan debit karena kondisi dilapangan mengharuskan hal itu, maka kita dukung BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai.red) Citarum untuk bisa menambahkan debit air ke saluran Cipelang yang ke Indramayu,” kata Jamil saat dimintai keterangan, Jumat (14/6).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement