EKBIS.CO, JAKARTA -- Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki potensi pertanian. Proporsinya hutan 31,72 persen, persawahan 11,53 persen, perkebunan 14,21 persen, permukiman 21,66 persen, ladang 2,80 persen, tambak 0,21 persen, dan lainnya 17,77 persen.
Pertanian, pariwisata dan UMKM merupakan sektor unggulan. Untuk itu, berbagai upaya dilakukan pemerintah setempat untuk mendorong sektor pertanian di antaranya komoditas hortikultura. Potensi hortikultura yang saat ini terus berkembang adalah buah naga. Selain itu terdapat beberapa komoditas lain seperti semangka, melon, manggis, jeruk siam, durian dan mangga.
perkebunan buah naga yang siap panen.
"Buah naga tersebar di beberapa kecamatan yaitu Pesanggarahan, Bangorejo, Purwoharjo,Tegal Dimo, Tegal Sari dan Sempu," ujar Kasi Produksi Hortikultura Dinas Pertanian Banyuwangi, Eko. Buah naga yang dikembangkan adalah yang berdaging merah dan berdaging putih.
Berdasarkan Laporan Statistik Produksi Hortikultura di Kabupaten Banyuwangi, jumlah pertanaman buah naga sampai triwulan II pada 2019 sebanyak 1.884.904 pohon dengan luas panen 188,4 hektare dan produksi 4.385,5 ton.
Ekspor buah naga
Buah naga.
Ekspor buah naga dan sapodilla pada 2018 sebesar 76,127 ton. Tujuan ekspor buah naga hongkong, cina, singapura, malaysia, saudi arabia, kuwait, oman, Arab Emirat, Qatar dan Belanda.
“Pemasaran buah naga dari Banyuwangi sebagian besar ke Pasar Surabaya, Jakarta dan pasar kota-kota besar lainnya," jelas Eko.
Eko menambahkan, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Banyuwangi sangat terlibat untuk peningkatan produksi dan kualitas buah naga melalui kegiatan Sekolah Lapang GAP, Sekolah Lapang GHP, bantuan packing house dan sarana penunjang, banuan alsintan serta pestisida hayati.
Dalam rangka memperluas pasar ke luar negeri, Kementerian Pertanian melakukan penandatanganan protokol ekspor buah naga tujuan Cina dengan pemerintah Cina melalui The General Administration of Customs of The People’s Republic of China (GACC) di Beijing pada tanggal 25 April 2019. Rencananya, ekspor buah akan dilakukan pada Juli 2019.
Pelaksanaan ekspor perdana tersebut secara bertahap sudah dilakukan melalui koordinasi dengan instansi terkait maupun pemerintah setempat. Terkait hal tersebut, beberapa persiapan yang perlu dilakukan adalah pembinaan pada kebun registrasi khususnya untuk program pengendalian OPT, pengelolaan kebun dan sanitasi, termasuk menyiapkan penjadwalan dan pencatatan hasil kegiatan monitoring dan pengendalian OPT di kebun registrasi.
Selanjutnya pembinaan registrasi sistem rumah kemas, pengujian cemaran pada buah naga, penyiapan sistem ketelusuran untuk buah naga, bimtek identifikasi OPT, pengujian keamanan pangan buah naga dan penyiapan data intersepsi OPT untuk ekspor buah naga.
Budidaya buah naga.
Kebun buah naga yang telah diregistrasi sampai Juni 2019 sebanyak 35 kebun dengan luas 29,13 hektare yang terdapat di Kecamatan Sempu. Luas kepemilikan lahan dari petani buah naga yang teregistrasi tersebut berkisar 0,25 sampai 5 hektare. Selain itu, untuk mendukung ekspr buah naga, sangat dibutuhkan rumah kemas teregistrasi untuk memudahkan ketelusuran balik.
Saat ini, di Banyuwangi baru tersedia satu rumah kemas teregritasi, namun terdapat beberapa rumah kemas lain berlokasi di Denpasar dan Jember.
Untuk itu, OKKP/D dan Ditjen Hortikultura akan terus melakukan pembinaan untuk registrasi rumah kemas dengan berkoordinasi dengan instansi terkait.
"Saya berharap agar upaya ekspor perdana buah naga dari Banyuwangi ke China dapat berjalan lancar dan dapat diikuti oleh kabupaten sentra buah naga yang lain di Indonesia untuk memperluas volume ekspor buah naga ke China," jelas Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Yasid Taufik.