Rabu 19 Jun 2019 14:44 WIB

Hama Keong Harus Segera Ditangani

Apabila banjir surut, keong mas akan masuk ke persawahan dan merusak padi muda.

Red: EH Ismail
Hama keong menghambat pertumbuhan padi
Foto: Humas Kementan
Hama keong menghambat pertumbuhan padi

EKBIS.CO,  JAKARTA — Serangan keong mas tidak terlalu berbahaya terhadap tanaman padi apabila penanganannya dilakukan dengan baik. Hama tersebut merusak tanaman padi muda umur 7-10 hari setelah tanam dan biasanya keong-keong tersebut tidak menyerang padi yang sudah berumur 20 hari ke atas. 

Jadi apabila tanamannya sudah besar keberadaan keong mas tidak membahayakan, ungkap Deddy Ruswansyah Kasubdit Pengendalian OPT Serealia. Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan keong mas. Daerah-daerah yang sering tergenar air seperti rawa, kolam, danau dan sungai sangat disukai oleh keong mas. 

Seperti halnya yang terjadi di Sidrap, lahan yang sebelumnya terkena banjir dapat berpotensi terserang keong mas. Menurut Petugas POPT setempat saat ini lahan masih dalam kondisi tergenang banjir. Apabila banjir surut, keong mas akan masuk ke persawahan dan merusak padi muda. 

Menurut Deddy, apabila keong mas sudah masuk ke persawahan petani tidak usah panik. Lakukan segera pengendalian secara bersama-sama dengan petani lainnya. Pengendalian yang dilakukan sebaiknya menggunakan cara-cara yang ramah lingkungan diantaranya mengambil secara langsung keong mas dari persawahan secara massal (beramai-ramai) oleh petani. Kemudian keong dikumpulkan dan dijadikan pakan ternak. Jika kondisi macak-macak dapat dilepaskan bebek di persawahan. Bebek merupakan predator yang memakan keong mas. Dapat juga dengan memasang ajir setinggi 0,5 meter sebagai tempat peletakan telur keong mas. Telur yang terkumpul di ajir kemudian dimusnahkan. 

Untuk pengendaliannya sebaiknya diupayakan gunakan pestisida nabati yang berasal dari ekstrak tumbuhan seperti daun tembakau atau daun tuba. Ekstrak tumbuhan tersebut dilarutkan dalam air kemudian disemprotkan ke keong mas. 

Apabila langkah-langkah tersebut di atas tidak efektif dan populasi keong mas semakin meningkat maka gunakan pestisida kimia yang berbahan aktif dimehipo dan metaldehida atau saponin. Pestisida yang digunakan harus terdaftar di Kementerian Pertanian dan memiliki izin edar yang masih berlaku. 

Kunci keberhasilan pengendalian keong mas adalah dilakukan secara bersama-sama pada areal yang luas. Poktan atau gapoktan harus aktif menggerakan anggotanya mengendalikan keong mas di persawahannya masing-masing, pungkas Deddy.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement