EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk memutuskan pembagian dividen sebesar Rp 53 per saham atau 37,96 persen dari total laba Perseroan Tahun Buku 2018 sebesar Rp 223 miliar dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2019. Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Teuku Sahir Syahali mengatakan total dividen yang dibayarkan sebesar Rp 84,79 miliar.
"Pemegang saham perusahaan juga menetapkan laba ditahan sebesar Rp 138,58 miliar atau sebesar 62,04 persen dari perolehan laba 2018," ujarnya saat Public Expose PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk di Putri Duyung, Jakarta, Kamis (20/6).
Dia merinci sebesar Rp 2,23 miliar atau 1 persen dari total laba 2018 dijadikan sebagai laba ditahan. Sahir menambahkan, RUPST juga memutuskan perubahan direksi perusahaan antara lain Teuku Sahir Syahali diangkat menjadi Direktur Utama menggantikan C Paul Tehusijarana yang masa jabatannya berakhir.
RUPST juga mengangkat dua Direktur Baru dalam rangka memperkuat jajaran manajemen yaitu Hari Sundjojo dan Febby Intan, mengisi kekosongan yang ditinggal C Paul Tehusijarana dan Daniel Nainggolan yang masa jabatannya berakhir. "Rencana strategis ke depan yang harus dikelola oleh orang-orang yang kompeten, seperti rencana layanan berbasis digital. Nanti akan ada Digi Ancol, Ancol Aps, penerapan cashless untuk mempermudah konsumen," ungkapnya.
Ke depan, lanjut dia, perusahaan akan banyak inovasi yang dikembangkan perusahan baik dari segmen rekreasi maupun properti. Saat ini, katanya, segmen rekreasi masih mendominasi pendapatan hingga 90 persen.
"Pendapatan pada 2018 sebesar Rp 1,3 triliun atau 90 persennya diperoleh dari rekreasi. Ke depan kami berharap nanti saatnya properti akan booming dan ambil porsi lebih. Bisa 40:60 persen," ucapnya.
Perusahaan juga menyiapkan belanja investasi 2019 sekitar Rp 800 miliar akan difokuskan untuk pengembangan infrastruktur di segmen rekreasi, seperti pengembangan wahana baru dan perluasan kawasan pantai, pembangunan kolam renang dan restoran serta investasi layanan digital. Sementara untuk inovasi properti dalam tahap desain.
"Kita sudah realisasikan capex sekitar Rp 500 - Rp 600 miliar," ungkapnya.
Untuk pendanaaan belanja modal, Sahir mengatakan perusahaan mengandalkan modal sendiri, obligasi dan pinjaman bank. "Kita punya nett cash cukup besar. Untuk obligasi kita punya PUB tahun ini sebesar Rp 1 triliun,"ucapnya.
Corporate Secretary Division Head PT Pembangunan Jaya Ancol Agung Praptono menambahkan beragam bisnis yang dikelola perusahaan saat ini berdampak pada peningkatan pendapatan pada 2018 yang tumbuh 3,54 persen menjadi Rp 1.284 miliar dari Rp 1.240 miliar pada 2017. Alhasil laba 2018 juga tumbuh 1,44 persen menjadi Rp 223 miliar, dari posisi laba 2017 yang sebesar Rp 220 miliar.
Sementara itu, aset perusahaan juga melesat tumbuh 16,36 persen dari Rp 3.748 miliar menjadi Rp 4.361 miliar. Liabilitas juga tercatat tumbuh 27,19 persen menjadi Rp1.758 miliar, dari posisi 2017 yang sebesar Rp 2.236 miliar.
Ekuitas pada akhir 2018 tercatat sebesar Rp 2.126 miliar, tumbuh 6,79 persen dari posisi 2017 yang sebesar Rp 1.990 miliar. Untuk jumlah kunjungan Taman Impian Jaya Ancol pada 2018 mencapai 18,56 juta dan pada 2017 yang mencapai 18.7 juta pengunjung.