EKBIS.CO, JAKARTA-- PT Air Asia Indonesia Tbk berencana untuk memperkuat bisnis nonpenerbangan. Salah satunya akan membentuk entitas anak usaha yang fokus pada bisnis pembayaran digital.
Direktur Utama Air Asia Indonesia Dendy Kurniawan mengatakan perusahaan akan mengusung sistem pembayaran bernama Big Pay. Langkah itu juga untuk mendorong pendapatan perusahaan.
"Air Asia terus berbenah memperbaiki diri dengan konsolidasi untuk go beyond traditional maskapai bisnis. Kami tidak hanya pikir bisnis maskapai, tapi kami mulai mengarah ke proses digitalisasi," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (25/6).
"Selain mmberikan kontribusi kepada internal perusahaan, sekaligus mempercepat dan mempermudah yang menjadi keuntungan konsumen kami," ucapnya.
Dendy menjelaskan ide sistem pembayaran tersebut muncul lantaran Air Asia Indonesia memiliki banyak rute internasional, sehingga menopang kas perusahaan dari berbagai mata uang dari seluruh negara. Nantinya Big Pay juga mampu memberikan layanan pengiriman uang luar negeri secara real time.
"Selama ini berbagai mata uang yang dibayarkan penumpang baik berupa yen, Ddlar Australia, dan lainnya kurang dimanfaatkan secara optimal," ucapnya.
Menurutnya ketersediaan kas mata uang dapat dimanfaatkan perusahaan, bahkan sistem pembayaran tersebut memiliki kurs yang diyakini lebih rendah dibandingkan perbankan. Saat ini, kata Dendy, peluncuran sistem pembayaran Big Pay masih menunggu proses di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Kemungkinan tahun ini kami akan luncurkan (Big Pay). Nantinya hampir sama dengan Ovo atau Gopay, kami akan kembangkan terlebih dahulu untuk konsumen Air Asia nantinya untuk masyarakat umum," ungkapnya.
Selain Big Pay, situs Air Asia juga akan dimaksimalkan sebagai one stop shopping. Nantinya situs tersebut tidak hanya menawarkan tiket pesawat tetapi juga menjadi agen perjalanan untuk booking hotel.
"Harapan kami tidak hanya untuk beli tiket Air Asia saja, tapi untuk maskapai lainnya juga," ucapnya.