EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III menyebut perseroan membutuhkan pasokan gula mentah yang tinggi untuk bisa meningkatkan produksi giling. Setidaknya perseroan membutuhkan gula mentah atau raw sugar sebanyak 525 ribu ton untuk memenuhi masa giling pada tahun ini.
Direktur Utama PTPN III Holding Dolly Pulungan mengatakan tingginya kebutuhan gula mentah ini karena kapasitas produksi PTPN III kian bersaing dengan perusahaan-perusahaan swasta. Hal ini dikarenakan daya giling pabrik gula milik PTPN III semakin besar setelah menjalani revitalisasi alat-alat produksi dalam beberapa tahun terakhir.
"Kami telah meningkatkan kemampuan dalam memproduksi gula dengan merevitalisasi alat lewat PMN (Penyertaan Modal Negara) Rp 3-4 triliun, tiap pabrik kami yang ada di Jawa dan Sumatra punya kemampuan menghasilkan 15 ribu ton gula setiap kali giling," ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Senin (1/7).
Menurutnya kemampuan produksi milik PTPN III sudah teruji lewat audit yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Bahkan, perseroan telah lolos audit teknologi yang meliputi proses pengolahan, peralatan utama, dan pendukung, utilitas dan kualitas produk gula putih sesuai dengan ketentuan SNI.
"Sesuai arahan pemerintah mengenai efisiensi, maka kami harus memanfaatkan dengan baik daya giling dan bahan bakar yang kami gunakan untuk mencapai kapasitas maksimal dalam memproduksi gula per tahunnya. Untuk itu, 525 ribu ton gula mentah ini harus kami dapatkan," ucapnya.
Lebih jauh, Dolly menyebut PTPN III akan mengikuti instruksi pemerintah dalam penggunaan gula mentah yang dibutuhkan. Menurut dia, untuk mengisi margin yang masih kosong, gula lokal ataupun impor bukan masalah.
"Itu nanti akan ditentukan oleh pak Menteri Perdagangan, kami siap saja karena yang penting produksi gula kami tetap bisa ikut menjaga harga gula stabil di pasaran dan juga PTPN III bisa mendapatkan keuntungan untuk melanjutkan produksi gula," jelasnya.
Menurut dia selama ini untuk memenuhi kebutuhan gula mentah, PTPN III membeli tebu dari dari para petani. Pembelian ini sendiri dilakukan setelah PTPN III melakukan pendampingan kepada para petani. Mulai dari pembibitan, transportasi, hingga panen.
"Kami punya lahan tebu seluas 30 ribu hektare dengan para petani di dalamnya, kami ini padat karya. Oleh karena itu, jika kami kesulitan menjual gula dengan harga yang bersaing, kemudian misalnya kami rugi, banyak petani yang bernaung bersama kami ikut merugi," ucapnya.