Selasa 02 Jul 2019 16:04 WIB

PKU Diarahkan untuk Tekan Kemiskinan Petani di Jambi

Kegiatan PKU mengusahakan ternak kambing peranakan etawa (PE) dan ayam buras.

Red: EH Ismail
Peternak memberi pakan domba dan kambing di peternakan domba MT Farm binaan Mandiri Syariah di Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/6).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Peternak memberi pakan domba dan kambing di peternakan domba MT Farm binaan Mandiri Syariah di Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/6).

EKBIS.CO,  JAKARTA —  Untuk mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat di wilayah perdesaan, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian melaksanakan kegiatan Pengembangan Korporasi Usaha tani (PKU). Provinsi Jambi, tepatnya di Desa Jati Emas, Kecamatan Bram Itam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, merupakan salah satu lokasi PKU yang dikembangkan di antara 12 provinsi lainnya.

PKU ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk komoditas yang dikelola secara korporasi, meningkatkan pendapatan, dan membentuk lembaga usaha yang berbadan hukum.

“Dengan upaya tersebut diharapkan dapat mempercepat pengentasan kemiskinan masyarakat di lokasi-lokasi yang telah dipilih berdasarkan prioritas Peta Kerentanan dan Ketahanan Pangan, serta angka kemiskinan," ungkap Andriko Notosusanto, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan BKP yang juga penanggung jawab PKU BKP saat dihubungi secara terpisah pada Selasa (2/7).

Keberhasilan kegiatan PKU tidak bisa dilaksanakan oleh BKP atau Dinas Pangan propinsi dan kabupaten saja. Perlu dukungan dan sinergi dengan dinas atau lembaga lainnya. Hal tersebut ditegaskan Maino Dwi Hartono selaku penanggung jawab kegiatan PKU di Jambi saat turun lapangan ke lokasi PKU di Desa Jati Emas.

Pihaknya berharap seluruh pemangku kepentingan terkait seperti Dinas Pangan, Dinas Peternakan, BPTP, Penyuluh, aparat kecamatan dan desa, serta masyarakat sama-sama mengawal dan mendukung kegiatan PKU. 

“Sinergi dengan instansi terkait sangat penting dalam mendukung keberhasilan PKU yang berkelanjutan, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat dan mempercepat pengentasan kemiskinan di wilayah Jambi khususnya di Kabupaten Tanjung Jabung Barat”, terang Maino.

Hal senada disampaikan Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Jambi, Masra Padila.

Pihaknya akan terus memberikan dukungan berupa pelatihan, pemeliharaan, dan penanganan pascapanen. Hal itu dilakukan dengan menggandeng pihak yang berkompeten serta bersinergi dengan instansi terkait seperti BPTP, Dinas Peternakan dan Dinas Perdagangan.

Kegiatan PKU di Propinsi Jambi mengusahakan ternak kambing peranakan etawa (PE) dan ayam buras. Pelaksananya adalah 5 kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Agri Tani. Mereka adalah Kelompok Tani Jaya, Tani Makmur, Sido Mulyo, Maju Jaya dan Suka Maju. 

Total bantuan yang diberikan untuk 5 kelompok berupa 65 ekor kambing peranakan etawa dan 250 ekor ayam buras, atau masing-masing kelompok 13 ekor kambing dan 50 ekor ayam buras yang dikelola secara komunal.

Kegiatan PKU yang baru efektif berjalan 3 bulan terakhir sudah mulai terlihat dampak manfaatnya bagi anggota kelompok. Meski baru sebagian kambing yang menghasilkan susu, pangsa pasar serta harga jual susu cukup menjanjikan. 

“Kami sangat berterima kasih kepada BKP Kementan yang telah memberikan bantuan kepada kami. Saat ini budidaya kambing telah berjalan dengan lancar dan semua kambing dalam keadaan sehat. Kami optimis dapat memasarkan produk susu kambing yang dihasilkan karena permintaan yang cukup tinggi di daerah kami,” ungkap Prayoto, Ketua Gapoktan Agro Tani.

Hal senada disampaikan Camat Bram Itam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Hendry Fonda yang juga turut hadir ke lokasi PKU. Keyakinan keberhasilan PKU juga disampaikan Rofiun, pendamping pengolahan dan pemasaran kegiatan PKU di Jambi.

Saat ini harga susu kambing etawa dihargai Rp 40.000 per liter. Rata-rata satu ekor kambing mampu menghasilkan 1-2 liter per hari. Selain itu, kotoran dan urine kambing juga memiliki nilai jual yang tinggi, masing-masing seharga Rp 20.000/karung ukuran 10 kg serta Rp 2.000/liter. 

“Dengan memelihara 13 ekor kambing, rata-rata dalam sehari dapat menghasilkan kotoran sekitar 5 kg dan urine sekitar 10 liter, atau pendapatan kelompok sekitar Rp 24.000 per hari dari kotoran dan urine," papar Rofiun.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement