EKBIS.CO, JAKARTA -- Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Negara Indonesia (BNI) mayoritas untuk segmen pertanian dan kehutanan. General Manager Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo mengatakan BNI optimistis bisa menyalurkan KUR di sektor produktif dengan porsi lebih dari 60 persen.
Pada tahun 2019, pemerintah meningkatkan target penyaluran KUR sektor produksi yang sebelumnya 50 persen menjadi 60 persen. Menurutnya, BNI sangat mendukung langkah tersebut dengan berperan serta aktif dalam program-program pemerintah seperti KUR Tani dan Perhutanan Sosial yang merupakan sektor produksi.
Di luar program tersebut, BNI juga memiliki skema pembiayaan kepada UMKM sektor produksi berbasis klaster pola kemitraan dengan off taker. Skema tersebut juga didukung dengan digitalisasi proses sehingga akses lebih mudah serta proses kredit lebih cepat.
Bambang mengatakan per Juni 2019, penyaluran KUR BNI ke sektor produksi mencapai hampir Rp 5 triliun dengan jumlah debitur lebih dari 85 ribu orang. Jumlah tersebut sudah mencapai lebih dari 50 persen dari total penyaluran ke sektor produksi.
"Sehingga kami optimis akan tercapai di atas 60 persen sesuai arahan pemerintah," kata dia kepada Republika.co.id, Jumat (5/7).
Mayoritas KUR diberikan ke sektor pertanian dengan jumlah debitur KUR Tani BNI lebih dari 55 ribu petani dengan nilai sekitar Rp 1,75 triliun. Sementara KUR Perhutanan Sosial disalurkan pada lebih dari tiga ribu orang dengan nilai Rp 30 miliar.
Selain karena penugasan, BNI memandang bahwa masyarakat Indonesia dominan pertanian yang akses perbankannya masih terbatas. Sehingga agen BNI harus mengambil peran dalam upaya meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Dari sisi bisnis, BNI tetap memperhatikan keberlanjutan dengan membuat ekosistem keuangan di daerah-daerah pertanian melalui kartu tani dan juga peran Agen46/BumDes. Menurut data, penyebaran KUR BNI masih mendominasi di Jawa sebesar 60 persen, disusul Sumatera 19 persen, Kalimantan 7 persen, Sulawesi dan Indonesia Timur lainnya sebesar 14 persen.