EKBIS.CO, JAKARTA -- Founder dan CEO Visinema Pictures, Angga Dwimas Sasongko, mengatakan pertumbuhan jumlah penonton film di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Angkanya berkisar antara 20 hingga 30 persen pada 2018.
Jumlah penonton tersebut, menurut Angga, berimbas pada jumlah pendapatan yang dihasilkan dari film Indonesia. Bahkan, sutradara film Filosofi Kopi itu menyebut perbandingan tontonan terhadap film Indonesia tidak jauh berbeda dengan film asing.
"Di Indonesia, box office revenue 2018 total 392 juta dolar AS, sekitar Rp 6-7 tiriliun. Menurut pendapatan kotor, Dilan pertama 17 juta dolar AS, sementara Avengers 25 juta dolar AS," ujar Angga dalam temu media AKATARA 2019 di Jakarta, Selasa.
Sebagai catatan, angka 392 juta dolar adalah jumlah total, baik film Indonesia maupun film asing. Menariknya, Angga mengatakan, angka tersebut jauh lebih kecil dibanding pendapatan box office di Asia Pasifik.
"Kalau di Asia Pasific box office-nya 16 miliar dolar AS, sementara box office Indonesia 392 juta dolar. Artinya, Indonesia masih punya banyak ruang untuk tumbuh," kata Angga.
Sementara itu, menurut Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik, film Indonesia belum masuk dalam lima besar sektor penyumbang produk domestik bruto (PDB). Ricky mengatakan saat ini Badan Pusat Statistik (BPS) tengah berproses menghitung nilai ekonomi digital, termasuk angka perfilman Indonesia.
"Begitu keluar, saya yakin angka perfilman Indonesia bisa berubah secara signifikan datanya," ujar Ricky, ditemui pada kesempatan yang sama.
Berdasarkan situs filmindonesia.or.id, pada Selasa, Dilan 1991 menjadi film dengan perolehan penonton terbanyak tahun ini dengan 5.253.411 penonton. Di urutan kedua terdapat My Stupid Boss 2 dengan 1.876.052 penonton, dan Kuntilanak 2 menutup posisi tiga teratas dengan 1.726.570 penonton. Namun, data dari situs tersebut tidak mencantumkan dengan detail waktu dan tempat menonton film-film tersebut.
Untuk mendorong perfilman Indonesia, Bekraf menggelar pasar dan bisnis perfilman AKATARA yang akan berlangsung di Jakarta pada 19 September hingga 22 September 2019. Dalam perhelatan tersebut, Bekraf juga akan menggelar Asia Content Business Summit (ACBS), forum yang diprakarsai oleh Salon Films Hong Kong sejak 2008.
Forum, yang akan dihadiri 15 negara tersebut, strategis bagi pelaku perfilman Tanah Air karena dapat menjadi wadah untuk meningkatkan kualitas konten dan sumber daya manusia berdaya saing internasional.