Jumat 12 Jul 2019 06:33 WIB

2024, Pelanggan 5G Capai 1,9 Miliar, Apa Pendorongnya?

Ericsson memproyeksikan pelanggan jaringan telekomunikasi kelima (5G) akan tinggi

Rep: Tanayastri Dini Isna(Warta Ekonomi)/ Red: Tanayastri Dini Isna(Warta Ekonomi)
2024, Pelanggan 5G Capai 1,9 Miliar, Apa Pendorongnya?. (FOTO: Ericsson)
2024, Pelanggan 5G Capai 1,9 Miliar, Apa Pendorongnya?. (FOTO: Ericsson)

Perusahaan produsen peralatan telekomunikasi Ericsson memproyeksikan pelanggan jaringan telekomunikasi kelima (5G) akan mencapai 1,9 miliar secara global. Angka perkiraan itu berlaku untuk tahun pertama implementasi jaringan tersebut.

Hal itu dipengaruhi oleh peningkatan jumlah perangkat yang mendukung jaringan 5G, begitu pula dengan konektivitas 5G yang operator telah sediakan. Dengan begitu, kebutuhan akan jaringan 5G akan muncul di kalangan pengguna internet.

"Saat ini, semakin banyak operator yang rilis jaringan 5G," kata Head of Network Solutions, Ericsson Indonesia, Ronni Nurmal, Rabu (10/7/2019).

Faktor lain yang memengaruhi meliputi: konten daring yang didominasi oleh video, pertumbuhan layanan permintaan video (video on demand), pertumbuhan layanan streaming seperti Netflix dan sebagainya hingga perubahan perilaku pengguna internet.

Baca Juga: Ericsson: Adopsi 5G Melesat Cepat Lebihi Perkiraan

"3/4 dari total trafik pada 2024 akan berbentuk video," ungkap Ronni lagi.

Sebagai salah satu pemasok solusi untuk jaringan telekomunikasi, Ericsson sendiri telah menandatangani 23 kontrak untuk meluncurkan 5G. 12 di antaranya sudah termasuk ke dalam jaringan yang telah dirilis (live network), menurut Ronni.

Ia berkata, "Jadi ini ada yang di Amerika Serikat, Eropa, Middle East, Korea Selatan, Jepang, dan Australia."

Adapun jaringan 5G yang sudah diluncurkan dan didukung oleh Ericsson meliputi: T-Mobile, Verizon, Sprint, AT&T, Vodavone UK, Swisscom, Vodavone Spain, DiGi, Bateico, STC, Etisalat, KT, SK Telecom, dan Telstra. Jaringan di Amerika Serikat memakai spektrum high-band, sedangkan di Eropa rata-rata memakai mid-band di frekuensi 3,5 Ghz.

"Jadi, di Amerika ada tiga operator itu high-band, kecuali Spring. Kemudian, di Korea Selatan kombinasi antara mid-band dan high-band. Di Eropa rata-rata 3,5 Ghz karena tidak ada masalah satelit, kalau Telstra (Australia) itu mid-band, 3,5 Ghz," papar Roni lagi.

Baca Juga: Huawei Prediksi 5G Akan Akselerasi Industri Konten

Sementara itu, menurut prediksi Ericsson pada 2024, Amerika Utara akan menjadi wilayah tercepat yang mengadopsi 5G, dengan 63% pengguna ponselnya akan terhubung ke 5G pada 2024. Posisi kedua ditempati oleh negara-negara Asia Timur Laut (47%), kemudian Eropa (46%). 

Bahkan, total penggunaan data seluler terus meningkat sampai 82% dari tahun ke tahun pada kuartal pertama 2019. Angka tersebut diproyeksi mencapai 131 exabytes (EB) per bulan, pada akhir 2024--saat itu, 5G diperkirakan sudah diimplementasikan sebesar 35%.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement