EKBIS.CO, JAKARTA -- United Nation Development Programme (UNDP) menggelar pelatihan bagi praktisi keuangan syariah terkait pentingnya investasi bagi Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan. Instrumen syariah menjadi potensi besar yang perlu terus dikembangkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, investasi dari instrumen keuangan syariah telah muncul dan menarik minat global. Ia menawarkan alternatif investasi untuk bidang sosial, keuangan, dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan aset keuangan syariah yang terus meningkat setiap tahunnya.
Diperkirakan kenaikan rata-rata mencapai 10 persen per tahun dan pada 2023 akan menyentuh angka 3,8 triliun dolar AS. Wakil Perwakilan Residen UNDP Indonesia, Sophie Kemkhadze menyampaikan UNDP mengambil inisiatif untuk memperkenalkan dan mengarusutamakan keuangan Islam dalam investasi berdampak (impact investing).
"Sehingga pelatihan ini menjadi dukungan untuk upaya Pemerintah Indonesia menjelang Konferensi Keuangan Islam Tahunan ke-4 akan diadakan pada 24-25 Juli di Surabaya," katanya melalui siaran pers, Kamis (11/7).
Ia menegaskan kembali Indonesia adalah rumah bagi populasi Muslim terbesar di dunia dan merupakan 13 persen dari semua Muslim di Dunia. Meski demikian, potensi ini tidak sesuai dengan ekspansi pasar modal syariah di Indonesia yang masih tertinggal.
Menurut Global Islamic Finance Report (GIFR), Indonesia berada di peringkat keenam dalam konteks negara perbankan dan keuangan Islam. Keuangan Islam dalam investasi akan menciptakan pertumbuhan yang kuat.
Sophie memperkenalkan Global Islamic Finance and Impact Investing Platform (GIFIIP) sebagai inisiatif bersama antara UNDP dan Islamic Development Bank (IDB). Tujuannya untuk meningkatkan posisi Keuangan Islam dan impact investing dalam mempercepat pembangunan berdampak sosial bersamaan dengan pengembalian finansial.
Menurutnya, UNDP akan terus membangun kapasitas yang diperlukan di tingkat negara, regional, dan global untuk meningkatkan keuangan syariah. Pelatihan diberikan oleh para praktisi Keuangan Islam dan Dampak Investasi yang terkenal secara global.
Sebagai gambaran umum, pelatihan ini menekankan pada kapasitas untuk menerapkan instrumen Keuangan Islam dalam lanskap impact investing. Ke depan, pelatihan ini diharapkan menjadi sangat penting bagi para Ahli Keuangan Islam dan praktisi Investasi Dampak untuk bekerja sama dalam memperluas industri.
Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Ayu Sukorini mengatakan keuangan syariah diposisikan dengan sangat baik sebagai kerangka kerja untuk impact investing. Menurutnya, prinsip etika dan pertimbangan moral yang mendasarinya membuat keuangan syariah cocok dengan tujuan tersebut.
Ia menyadari kontribusi keuangan syariah masih sangat terbatas, termasuk di Indonesia. Investasi berdampak adalah konsep yang membutuhkan pemahaman mendalam dan diharapkan dapat mendukung pembangunan berkualitas yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.
"Semoga pelatihan ini akan menjadi jaringan yang menghubungkan kita bersama, membangun kapasitas kita untuk meraih peluang investasi yang mendukung pencapaian SDGs," katanya. Ayu optimis akan ada lebih banyak proyek yang didanai oleh keuangan syariah untuk investasi yang lebih berdampak.