EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah menyiapkan antisipasi untuk mengatasi kekeringan pada musim kemarau tahun ini. Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi mengatakan saat ini 16 waduk utama bisa menjamin pasokan air selama musim kemarau.
Hanya saja, Hari menegaskan 16 waduk utama tersebut hanya bisa mampu memasok di 16 daerah irigasinya. "Saya kira nggak/perlu khawatir. Tapi harus mau kalau diatur sama Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)," kata Hari di Gedung Kementerian PUPR, Jumat (12/7)
Untuk itu, Hari menegaskan untuk wilayah persawahan yang terdampak kekeringan harus menkyesuaikan dengan P3A. Jika airnya terbatas, kata Hari, dia mengatakan proses penanaman padi harus disesuaikan dengan banyaknya air.
Hanya saja, hari menegasakan wilayah yang di luar waduk utama ketersediaan airnya bisa berkurang. "Seperti wilayah yang sumbernya dari bendung dan tadah hujan itu tidak dijamin karena itu tergantung dari curah hujan," ujar Hari.
Untuk di wilayah di luar 16 waduk utama dan akan terdampak kekeringan, Hari memastikan banyak hal yang akan dilakukan untuk mengatasinya. Beberapa diantaranya dengan melakukan pengeboran air tanah dan pengadaan perlengkapan air.
Cadangan air dari 16 bendungan utama sekitar 3,85 miliar meter kubik. Cadangan air tersebut aman untuk mengatasi kemarau hingga Oktober dan akhir 2019.
Menurut data Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, 16 waduk utama tersebut bisa melayani sekitar 403 ribu hektare dari total 573 ribu hektare area yang ada. Beberapa waduk utama tersebut diantaranya Jatiluhur, Cirata, Wadaslintang, Jati Luhur, dan lainnya.