EKBIS.CO, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) mengakui selama empat tahun terakhir telah menyiapkan regenerasi yang berkualitas dan berkelanjutan. Upaya itu dilakukan melalui pengembangan modernisasi serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) sektor pertanian.
Hal itu diungkapkan Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kuntoro Boga, di Jakarta, Jumat (12/7). Penyiapan pengembangan modernisasi dan peningkatan kualitas SDM di sektor pertanian tersebut merupakan adaptasi terhadap bonus demografi yang dialami banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
"Modernisasi pertanian dibuat jadi menarik dan menguntungkan sehingga menarik minat generasi milienial menggeluti sektor pertanian sebab mampu memberikan upah seimbang atau lebih besar dengan yang bekerja di sektor non pertanian," ujar Kuntoro.
Sebagai wujud nyata pengembangan modernisasi, ucap Kuntoro, sejak 2014 Kementan telah mendistribusikan 400 ribu unit alat mesin pertanian (alsintan).
Kepala Biro Humas Kementan Kuntoro Boga Andri
Pengembangan modernisasi pertanian bukan hanya ditujukan menarik minat generasi milenial, namun juga untuk menghadapi revolusi industri 4.0. "Selain diharapkan menambah manfaat pendapatan ekonomi sebesar 80 persen karena menghemat biaya produksi mencapai 31 persen serta di sisi lain meningkatkan produktivitas mencapai 33 persen," kata Kuntoro.
Sedangkan untuk peningkatan kualitas SDM, Kementan telah mendirikan 10 kampus Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) yang diharapkan mampu melahirkan wirausahawan muda.
"Kualitas dan materi pengajarannya pun terus diperbaiki serta disesuaikan dengan perkembangan zaman," ujar Kuntoro
Jumlah mahasiswa yang berminat kuliah di Polbangtan sejak tahun 2013-2018 jumlahnya amat menanjak hingga 1.238 persen. "Pada tahun 2013 hanya berjumlah 980 orang dan tahun 2018 menjadi 13.111 orang," ucap Kuntoro.
Guna menuju peningkatan kualitas SDM, para Sarjana dan mahasiswa dilibatkan sebagai pendamping penyuluhan dalam program UPSUS, membentuk Pemuda Tani Indonesia (GEMPITA) untuk mendorong dan mengawal program pertanian serta membangun petani inovator berjiwa wirausaha.
Lainnya juga adalah melakukan pelatihan sekaligus magang kepada para start up milenial Taman Sains Pertanian (TSP) dan Taman Teknologi Pertanian (TTP) di seluruh provinsi di Indonesia. Menanggapi hal semua itu, anggota Komisi IV DPR RI Endang Srikarti Handayani menuturkan, usaha membangun pertanian berkelanjutan yang dilakukan Kementan patut diapresiasi.
Endang menyampaikan, dengan program pembangunan pertanian berkelanjutan yang disiapkan Kementan, akan menjaga masa depan kedaulatan serta ketahanan pangan Indonesia. Menurut Endang, pertanian tidak bisa selamanya menggunakan pola lama sehingga perlu penyesuaian dengan kemajuan zaman guna meningkatkan kualitas daya saing.