Senin 15 Jul 2019 16:13 WIB

Kementan Pacu Penambahan Luas Tambah Tanam Padi

Kementan mengupayakan ketersediaan banih unggul bersertifikat.

Red: EH Ismail
Pengunjung melihat tanaman padi yang tengah dikembangkan di rumah kaca Petrokimia Gresik saat pembukaan Petro Agrifood Expo 2019, Gresik, Jawa Timur, Jumat (12/7/2019).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Pengunjung melihat tanaman padi yang tengah dikembangkan di rumah kaca Petrokimia Gresik saat pembukaan Petro Agrifood Expo 2019, Gresik, Jawa Timur, Jumat (12/7/2019).

EKBIS.CO,  JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) terus mempercepat realisasi luas tambah tanam (LTT) Padi. Caranya melalui program upaya khusus padi jagung kedelai (Upsus Pajale) di Kab. Lampung Selatan, Provinsi Lampung. 

Percepatan ini merupakan tindak lanjut hasil Rakor Upsus Pajale dalam rangka waspada kekeringan, percepatan tanam pada wilayah yang masih cukup air, keterlibatan petugas lapang dalam pendampingan percepatan tanam, menyediakan benih-benih yang adaptif kekeringan serta penerapan teknologi efisiensi pemanfaatan irigasi. Program Upaya Khusus (Upsus) diharapkan mampu meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan. 

Sebagai implementasinya, percepatan LTT ditempuh melalui beberapa strategi untuk menggenjot produksi padi. Salah satunya adalah Upsus yaitu mengoptimalkan lahan yang ada yang semula ada hambatan terbatas ketersediaan airnya, maka Kementan mendukung percepatan tanam melalui sarana dan prasarana pertanian. Mulai dari pengolahan tanah sampai dengan budidaya dan pascapanen serta mendorong percepatan tanam melalui pemanfaatan optimalisasi lahan kering. 

photo
Petani menjaga padi dari serangan hama burung di Desa Pademawu Barat, Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (12/7/2019).

Direktur Perbenihan Mohammad Takdir Mulyadi mengunjungi Kec Palas dan Sragi Kab. Lampung Selatan. Kelompok tani menyampaikan permasalahan dan usulan bantuan yang mendesak dalam rangka percepatan LTT padi yaitu kebutuhan benih padi adaptif kekeringan dan tahan Wereng Batang Coklat (WBC), traktor roda 4, dan jalan usaha tani. 

Kementan mengupayakan ketersediaan banih unggul bersertifikat berupa bantuan benih pusat. Dalam penggunaan benih, petani dianjurkan memilih benih unggul bersertifikat untuk meningkatkan produksi dan sekaligus perlu dilakukan pergantian varietas unggul baru yang adaptif kekeringan serta tahan WBC yaitu varietas Inpari 42, Inpari 30, Inpari 32, dan Inpari 33. 

Upsus dilakukan sejak awal, terkait kebutuhan benih unggul bersertifikat yang diberikan melalui bantuan benih pusat dan dapat mengajukan ke PPL/KCD, diidentifikasi kebutuhannya, diusulkan ke Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi kemudian diusulkan ke pusat. 

Percepatan tanam dapat dilakukan dengan tabela (tanam benih langsung) padi gogo dengan rekomendasi dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) terkait teknologi dan kebutuhan benihnya disaat musim gadu dan disaat air terbatas. 

Dalam kesempatan ini, dalam rangka percepatan LTT, Kementerian Pertanian menyalurkan bantuan benih  bermutu  bersertifikat padi inbrida lahan kering kepada para kelompok tani (Poktan) di Kecamatan Sragi, Kabupaten Lampung Selatan. 

Dalam rangka pemanfaatan  lahan kering, saat ini sedang melakukan verifikasi data Poktan calon penerima  calon lokasi (CPCL) bantuan benih pusat padi lahan kering seluas 1.030 Ha untuk menggantikan padi hibrida di lahan eksisting yang sampai saat ini belum bisa tanam di Kec. Palas dan Sragi, Lampung Selatan.

photo
Warga menanam padi di lahan Danau Rawa Pening yang debit airnya menyusut di Desa Asinan, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (10/7/2019).
photo
Warga menanam padi di lahan Danau Rawa Pening yang debit airnya menyusut di Desa Asinan, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (10/7/2019).

 

Upaya khusus terkait dengan of farm dapat dilakukan melalui optimalisasi pemanfaatan alsintan pengolahan tanah serta brigade alsintan yang sudah dibentuk di Dinas Pertanian maupun yang sudah dimiliki oleh Kodim 0421/Lampung Selatan. Alat mesin-mesin pasca panen, combine harvester tester dapat dialokasikan Pemerintah dengan tujuan mengurangi susut hasil panen sehingga proses pengolahan menjadi beras lebih sempurna dan petani mempunyai nilai tambah.

Pemanfaatan alsintan dan alokasinya selalu di dievaluasi dan dikawal oleh Tim Upsus, jika di daerah kurang maka ditambahkan, jika sudah banyak mobilisasinya dioptimalkan  agar tidak sampai mubazir.

"Prinsipnya tiada hari tanpa olah tanah, tanam dan panen. Semua upaya terus dilakukan dengan memperhatikan sumberdaya alam. Hal ini diyakini mampu meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani," ujar dia

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement