Selasa 16 Jul 2019 08:30 WIB

Berkat PUBG, Pria Ini Masuk Daftar Orang Terkaya di Korea Selatan

Siapa yang enggak tahu game bergenre Battle Royale asal Korea Selatan, PUBG.

Rep: Clara Aprilia Sukandar(Warta Ekonomi)/ Red: Clara Aprilia Sukandar(Warta Ekonomi)
Berkat PUBG, Pria Ini Masuk Daftar Orang Terkaya di Korea Selatan. (FOTO: Vaaju)
Berkat PUBG, Pria Ini Masuk Daftar Orang Terkaya di Korea Selatan. (FOTO: Vaaju)

Siapa yang enggak tahu game bergenre Battle Royale asal Korea Selatan (Korsel), PUBG (PlayerUnknown’s Battlegrounds)? Game yang telah mendunia ini banyak mendulang kekayaan untuk berbagai pihak. Bukan hanya pemainnya, melainkan bagi pengembangnya juga.

Chang Byung Gyu yang merupakan Founder & Chairman Krafton menduduki posisi ke-47 orang terkaya di Korsel berkat game tersebut. Anak usaha Krafton, Bluehole dikenal sebagai pengembang video game yang telah menghasilkan sejumlah portofolio, seperti PUBG, TERA, dan Devilian.

Baca Juga: Harta Kekayaan Miliarder di Korea Selatan Merosot, Ini Penyebabnya

Bluehole berdiri sejak tahun 2007. Melansir dari Forbes, Chang resmi memulai debutnya dalam daftar orang terkaya di Korsel dengan kekayaan mencapai 890 juta dolar AS atau hampir Rp 13 triliun. Sebagian besar kekayaan tersebut berasal dari PUBG.

PUBG pertama kali diluncurkan tahun 2017. Sejak itu pula kepopularitasannya langsung melesat. Game ini mampu melampaui popularitas merek-merek lain yang dikembangkan lebih dulu, seperti TERA (2011) dan Devilian (2015).

Baca Juga: Game "Terkaya" di Dunia? PUBG Juaranya!

Para penikmat video game menggemari PUBG lantaran game buatan Brendan Greene itu mengadopsi film asal Jepang Battle Royale yang dibuat 2000. Selain itu, game tersebut juga bisa dimainkan hingga 100 orang dalam waktu yang bersamaan, sehingga pemain yang tetap bertahan hingga akhir (last man standing) menjadi pemenangnya.

Berkat PUBG, kinerja keuangan Krafton mulai terlihat hasilnya. Pada tahun lalu, Krafton meraup pendapatan 1 miliar dolar AS, naik tiga kali lipat dibandingkan tahun 2017 meski masih rugi bersih 220 juta dolar AS. Namun, kerugian tersebut menyusut dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 820 juta dolar AS.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement