Rabu 24 Jul 2019 02:40 WIB

Butuh Waktu, Bandara Kertajati Dinilai Tetap akan Prospektif

Bandara Kertajati akan menopang Bandara Husein Sastranegara yang sudah padat.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah calon penumpang baru turun dari bus Damri tujuan Bandung - Kertajati, di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, Senin (1/7).
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Sejumlah calon penumpang baru turun dari bus Damri tujuan Bandung - Kertajati, di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, Senin (1/7).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Pengamat penerbangan dari Arista Indonesia Aviation center (AIAC) Arista Atmadjati menilai Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) tetap akan prospektif. Hanya saja, dia mengakui hal tersebut memang membutuhkan waktu.

“BIJB ini sebenarnya keren, bagus, harus sabar semua,” kata Arista kepada Republika.co.id, Selasa (23/7).

Baca Juga

Dia menjelaskan pembangunan BIJB menjadi salah satu rencana yang baik terutama untuk mendukung Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung. BIJB menurut Arista bersifat antisipatif karena di Bandara Husein Sastranegara saat ini kapasitasnya sudah berlebih.

Untuk itu, dia menuturkan BIJB memang membutuhkan waktu sebelum nantinya bisa menunjang Bandara Husein Sastranegara. “Nantinya tetap akan berakhir bahagia. Satu tahun lagi akan baik-baik saja,” tutur Arista.

Terlebih, saat ini PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) sudah siap mengakuisisi 25 persen saham milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat di BIJB. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menjelaskan akuisisi terhadap saham BIJB tersebut merupakan tahap awal yang nilainya 25 persen kepemilikan. Jadi, lanjut Awaluddin, apabila transaction close sudah dilakukan maka AP II akan menjadi share holders di BIJB dengan kepemilikan 25 persen.

Hanya saja, meski saat ini BIJB masih dinilai sepi dari pergerakan penumpang namun Awaluddin menilai bandara tersebut sangat prospektif. Dia menjelaskan bandara tersebut bisa diintegrasikan untuk dukungan logistik di area Pelabuhan Patimban, Jawa Barat.

“Terlebih ini bisa dikembangkan dalam satu kawasan ekonomi khusus segmen industri dan manufaktur,” tutur Awaluddin. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement