Marketplace pengadaan barang di sektor B2B, Bizzy, melebarkan sayap bisnisnya, meliputi logistik dan distribusi. Perusahaan pun menargetkan omzet Rp5 triliun dari semua unit bisnis hingga akhir 2019.
Menurut CEO Bizzy Group, Andrew Mawikere, perusahaan mengincar pertumbuhan bisnis tahunan di kisaran 30%-40% (yoy). Kontribusi terbesar diproyeksikan berasal dari unit bisnis Bizzy Distribution.
"Dilihat dari kondisi perekonomian Indonesia, segmen terbesar ada di UMKM. Ada 60 juta UMKM yang kontribusinya 60% ke PDB kita. Dari unit bisnis kami, distribusi yang paling banyak touch point dengan UMKM," papar Andrew kepada Warta Ekonomi, Selasa (23/7/2019).
Ekspansi bisnis itu memanfaatkan biaya yang berasal dari pertumbuhan organik perusahaan dan pendanaan yang sedang berlangsung. Namun, Andrew mengaku, perusahaan lebih mengutamakan biaya dari pertumbuhan.
Baca Juga: Serupa Warung Pintar, Aplikasi Ini Bantu Tingkatkan Penjualan Toko UMKM
Ia bilang, "Karena kalau kami fund raise juga, itu enggak selalu dalam bentuk dana. Tapi lebih penting lagi, partner yang kami bawa ini visi dan misinya sama dengan kami tidak?"
Bizzy Group berkomitmen memberdayakan ekonomi Indonesia, termasuk UMKM di dalamnya. Salah satu caranya, melalui aplikasi TokoSmart yang jadi bagian Bizzy Distribution.
"Program pemerintah sangat sensitif dengan pengembangan UMKM. TokoSmart jadi satu alat yang bisa dipakai oleh masyarakat Indonesia yang mau bangun UMKM," imbuh CFO Bizzy Group, David Tendian.
Unit bisnis distribusi Bizzy memiliki 26 cabang dan 100 subdistributor di Indonesia dengan total lebih dari 200 ribu titik distribusi di Indonesia. Mereka juga telah bekerja sama dengan 28 principal atau pemilik merek.
Sementara itu, Bizzy Logistics berdiri sejak 1992. Perusahaan itu telah bekerja sama dengan perusahaan ritel, pabrikan, perusahaan jasa logisitk, perusahaan freight forwader, pedagang besar, dan pedagang umum.
Baca Juga: Berkat Warung Pintar, Wajah Kelontong Jadi Lebih Segar
Layanan logistiknya meliputi pengiriman barang internasional dan bea cukai, rantai pasokan, dan pengangkutan. Perusahaan juga akan menghadirkan layanan digital baru untuk mengatasi ketidakefisienan dalam rantai pasokan Indonesia saat ini.